Ekonomi Syariah DIY Kian Berkembang, Prof Edy Tegaskan Peran Strategis MES dan Edukasi Publik |

Ekonomi Syariah DIY Kian Berkembang, Prof Edy Tegaskan Peran Strategis MES dan Edukasi Publik

By

Yogyakarta, gugat.id – Berbagai indikator seperti posisi (ranking) ekonomi syariah di dunia, pangsa pasar, kontribusi sektor syariah terhadap produk halal, serta transaksi melalui digital terhadap produk halal menunjukkan bahwa ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai narasumber dalam acara Seminar Eksyar dan Harvesting SEMESTA 2025 di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta pada Kamis (14/8) dengan tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi”


Acara ini dihadiri oleh Penjabat Sekretaris Daerah DIY, Aria Nugraha, S.T., M. Eng., Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ari Satriana, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Sri Darmadi Sudibyo dan beberapa pimpinan bank di DIY.
Acara yang merupakan sinergi Bank Indonesia DIY dengan Pemerintah Daerah DIY, Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) DIY, dan stakeholders terkait, menghadirkan pula narasumber Kabid Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Nurhuda, S.Ag., M.Si. dan Direktur Wakaf Mulia Institute, Eko Priyanto, S.E., CWC. Dalam acara ini juga dilaksanakan peluncuran Gandeng Gendong Super Apps yang mengakomodasi pengelolaan zakat infak sadaqah di DIY.


Prof Edy lebih lanjut mengemukakan bahwa MES menjadi wadah yang diakui sebagai acuan dan diikuti sebagai teladan bagi usaha percepatan pengembangan dan penerapan system ekonomi dan etika bisnis syariah di Indonesia.
Dikatakan Prof Edy, kiprah MES untuk perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, diantaranya berupa pengkajian sistem dan teori ekonomi Islam, sosialisasi ke publik, dan menstimulan masyarakat untuk melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Saat ini MES bersinergi dengan berbagai mitra baik lokal, nasional maupun global. Dan juga telah melaksanakan edukasi bekerjasama dengan kampus dan sekolah tentang ekonomi syariah,Potensi ekonomi syariah di DIY antara lain halal food and beverages, halal tourism, halal media and recreation, serta modest fashion,” kata Rektor Universitas Widya Mataram ini.


Prof Edy kemudian mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia merupakan yang memiliki populasi muslim terbanyak di dunia. “Seperempat penduduk dunia beragama Islam, tetapi kontribusinya terhadap GDP dunia kurang dari 10%,” tegas mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.


Berikutnya, Prof Edy menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia merupakan 39% dari penduduk dunia, dan hanya 10% yang mengenyam pendidikan tinggi, dan hanya 1,5 persen yang bekerja menggunakan skill. “Ini merupakan masalah yang harus dijawab dengan ekonomi syariah. Ajaran agama Islam merupakan rahmatan lil alamin, termasuk menurunkan kemiskinan, menurunkan ketimpangan,” ungkapnya.


“Saat ini terjadi ketidakseimbangan, financial inclusion tinggi, tetapi financial literation rendah. Akibatnya banyak masyarakat yang mengambil pinjaman online ilegal atau terdampak penipuan keuangan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan edukasi keuangan yang mudah dipahami” ungkap mantan Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor ini.


Wakil Gubernur DIY dalam sambutannya yang disampaikan oleh Pj Sekda DIY Aria Nugrahadi menyampaikan bahwa ekonomi syariah memberikan perhatian besar terhadap ekonomi di masyarakat. “Sistem ekonomi syariah berfokus pada kesejahteraan bersama dan pemerataan yang adil di masyarakat. Keberhasilan membangun ekonomi syariah memerlukan sinergi dari berbagai pihak. Peran pemerintah dan Bank Indonesia sangat strategis, berperan sebagai penggerak utama dalam menciptakan ekosistem ekonomi syariah yang solid,” katanya.


Deputi Bank Indonesia DIY, Hermanto, dalam laporannya menyampaikan apresiasi kepada para pihak yang telah bersinergi. “Ekonomi dan keuangan syariah merupakan game changer sekaligus akselerator pertumbuhan ekonomi, termasuk di negara-negara yang mayoritas non-muslim. Saat ini Indonesia menempati peringkat tiga ekonomi syariah secara global,” katanya.


Nurhuda dalam pemaparan materinya mengungkapkan tentang peran Kementerian Agama dalam pengembangan ekonomi syariah (Ziswaf). “Kemenag memiliki program yang terkait dengan ekonomi syariah yaitu layanan keagamaan berdampak, pesantren berdaya, pemberdayaan ekonomi umat,” tambahnya.
Eko Priyanto pada kesempatan ini menyatakan bahwa saat ini telah dilakukan edukasi aktif kepada masyarakat tentang wakaf. “Hal lain yang telah dilakukan antara lain adalah membuat wakaf marketplace yang menjadi platform kolaborasi nazir wakaf,”
katanya.
Acara diakhiri dengan pemberian penghargaan untuk mahasiswa terbaik Program Pejuang Literasi Eksyar 2025.

(Redaksi)

Sunber: UWM

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!