Anatomi Teknologi Metaverse |

Anatomi Teknologi Metaverse

By

GUGAT ID, – Metaverse bukanlah terobosan baru yang berdiri sendiri. Agar bisa berjalan dengan sempurna, pembuat dan pengguna jasa perlu menjahit rangkaian teknologi. Dalam kosmos metaverse, teknologi itu mewujud dalam bentuk deretan piranti canggih seperti Artificial Intellegence (AI), Augmented Reality (AR), NFT (non-fungible token), Virtual Reality (VR). Setiap jenis teknologi yang disebutkan mempunyai fungsi tersendiri guna mendukug metaverse.

AI, misalnya, digunakan untuk menciptakan avatar yang akurat, digital humans, dan memperlancar pemrosesan bahasa yang dipakai karakter di dalam metaverse.

Fungsi pertama berkisar pada pembangunan ekspresi, emosi, dan gaya rambut avatar yang mirip dengan bentuk aslinya. Hal ini dilakukan untuk mendukung kualitas pengalaman pengguna. Digital humans, di sisi lain, merupakan non-playing characters (NPCs) yang difabrikasi sebagai entitas pelengkap di lanskap metaverse. Walaupun hanya sebagai pelengkap, NPCs diproyeksikan mampu bereaksi dan merespon pengguna asli sehingga menambah unsur realistik metaverse. Nah, agar dapat memberi tanggapan sesuai dengan maksud pengguna, NPCs membutuhkan AI untuk memproses bahasa sehingga respon yang dilontarkan nanti lebih proporsional.

Berpindah ke AR, kita menemukan sebuah alat nun mampu menampilkan objek artifisial di dunia nyata. Cara kerjanya cukup sederhana. Pertama-tama, komputer menggunakan algoritma dan sensor yang dimilikinya untuk menetapkan posisi dan orientasi kamera. Setelah itu, teknologi AR akan menstimulasi grafik 3D dari sudut pandang kamera yang nantinya membuat gambar virtual muncul ke dunia nyata.

Berbanding terbalik dengan AR, VR mencoba menggiring objek nyata ke ranah virtual. Fungsi prima VR adalah mengkreasikan sebuah lingkungan simulatif yang sanggup diakses manusia melalui seonggok alat bernama head-mounted display (HMD). HMD merupakan alat berbentuk layakanya kacamata yang dilengkapi perangkat jemala (headset). Di dalam HMD, telah tersedia ekosistem virtual yang siap dijelajahi oleh pengguna. Jadi, sekali kita memasang HMD dan mengedipkan mata, kita sudah menyeberang ke lanskap metaverse.

Terakhir, NFT dan Crypto. Secara simplisistik, keduanya merupakan aset digital yang dapat digunakan oleh pengguna untuk membeli dan menjual properti atau karya seni virtual, menghadiri agenda virtual, serta kegiatan jual-beli lainnya. Itu artinya, NFT dan Crypto berguna sebagai alat tukar.

(Rizqy, Mahasiswa sosiologi UGM)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!