Penulis : Rizqyansyah Fitramadhana
GUGAT ID, – Kesuksesan proyek modal manusia bergantung penuh pada pendisiplinan. Seluruh program yang ada di bawah titel “proyek modal manusia” selalu melibatkan pengaturan atas tindakan dan pilihan kehidupan manusia; mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak, mana yang mesti diperhatikan dan mana yang tidak. Kita dapat menelusuri proses pendisiplinan ini di dalam dua bidang utama, yakni kesehatan dan pendidikan. Artikel ini mengudar sektor kesehatan terlebih dahulu.
Kesehatan merupakan arena krusial bagi proponen proyek modal manusia. Mengapa demikian? Sebab kesehatan, khususnya di fase-fase awal pertumbuhan, menyediakan landasan pertama bagi perkembangan individu. Seturut penelitian cognitive neuroscience telah membuktikan bahwa periode prenatal sampai usia lima merupakan momen emas pertumbuhan kemampuan kognitif dan emosional manusia. Maka dari itu, fokus prima bidang kesehatan terkristal pada persoalan bagaimana mengatur kebugaran ibu hamil, bayi, dan anak-anak.
Di Indonesia, fokus itu termaktub dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stranas Stunting). Secara umum, Stratanas Stunting bertujuan untuk melahirkan “generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, kreatif, dan produktif … Ketika anak-anak sehat dan tumbuh dengan baik maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa”.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan intervensi yang sangat partikular. Pemerintah menggunakan dua macam intervensi yang menyasar ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau 1.000 rumah tangga HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Baca Juga
- The Human Capital Project
- Perihal Batas Operasi Metaverse
Pertama, intervensi gizi spesifik. Intervensi ini memiliki tiga turunan; intervensi prioritas, intervensi penting, intervensi sesuai kondisi. Pada bagian intervensi prioritas, ibu hamil akan diberi makanan tambahan dan sumplementasi tablet tambah darah. Sementara itu, ibu menyusui dan anak 0-23 bulan mendapat promsi dan konseling menyusui, promosi dan konseling pemberian makan bayi, tata laksana gizi buruk akut, dan pemantauan pertumbuhan.
Kedua, intervensi gizi sensitif. Jenis-jenis intervensi yang masuk bagian ini diantaranya peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak, serta peningkatan akses pangan bergizi.
Jika dicermati, hampir semua item di atas berkorelasi dengan asas pengaturan tubuh, khususnya soal kebersihan (perilaku hidup sehat) dan makanan (dietary). Pemberian makanan tambahan dan tata laksana gizi buruk akut, misalnya, merupakan cerminan dari penentuan apa yang boleh dan baik dikonsumsi dan mana yang tidak; suplai suplemen menegaskan jenis vitamin tambahan apa yang sanggup menunjang perkembangan sang anak; pembangunan dan penyediaan fasilitas sanitasi menggambarkan bagaimana cara hidup bersih dengan mencontohkan perangai apa yang mesti dikerjakan dan sikap apa yang kudu ditinggalkan.
Baca Juga : Perihal Batas Operasi Metaverse
Senarai di atas masih menjalar panjang jika kita ingin menambahkannya. Tetapi, karena ruang yang relatif sempit, artikel ini belum bisa membeberkan semua. Namun satu hal yang pasti: Stratanas Stunting adalah salah satu bentuk nyata pendisplinan; ibu hamil diajarkan memilah nutrisi dan mempertahankan kebiasaan itu agar bayinya sehat, ibu menyusui diberi pemahaman untuk memperhatikan asupan nutrisi anaknya secara cermat dan didorong melakukannya setiap saat sampai anak itu tumbuh sehat.
Pertanyaannya, bila Stratanas Stunting merupakan bentuk pendisiplinan mengapa program turunannya berjalan sukses dan mengapa target populasinya sangat antusias menyambutnya?.
Jawaban sementara dari pertanyaan kompleks tersebut adalah meskipun Stratanas Stunting memakai skema pendisiplinan, toh tujuannya seiring sejalan dengan keinginan sasaran populasinya. Mencetak generasi yang sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Itulah cita-cita mulia Stratanas Stunting.
Sekarang, siapa orang tua yang tak mau anak angkat atau biologisnya segar-bugar, pintar di sekolah, kreatif menyelesaikan masalah, dan produktif membantu sesama manusia. Semua orang tua rasa-rasanya mendambakan anak yang dapat “berguna bagi bangsa dan negara”.
Stratanas Stunting menangkap maksud tersebut dan mewujudkannya melalui sederet program yang memfasilitasi pengembangan keahlian kognitif (penyelesaian masalah kompleks) dan emosi sosial (kerja sama tim serta kepemipinan)—dua paket kemampuan dasar yang belakangan ini terus digarisbawahi oleh lembaga finansial internasional seperti World Bank dan OECD.