Para Rektor Yogya Siap Touring Motor |

Para Rektor Yogya Siap Touring Motor

By

(Go West) Where the skies are blue

(Go West) Dimana langit berwarna biru

(Go West) This is what we’re gonna do

(Go West) Inilah yang akan kita lakukan


GUGAT ID, – Go West, lagu yang direlease 6 September 1993, oleh vokalis Neil Tennant and Chris Lowe (keyboardist), duo personil Pet Shop Boys band, layaknya mengiringi setiap putaran kayuhan sepeda para rektor dari sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) yang tergabung dalam Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah V dan Asosiasi Perguruan Tinggi Islam seluruh Indonesia (APTISI). 

Lagu itu yang mengisahkan tentang migrasi warga dari Blok Timur (Rusia dan sekitarnya) ke negara Barat (Amerika Serikat dan negara-negara tergabung dalam NATO) pasca ‎Perang Dingin (1979–1985) memberi nuansa dalam bersepeda santai.

Obsesi mereka tidak berhenti hanya rutin gowes, sang penggagas gowes, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec (Rektor Universitas Widya Mataram menantang para koleganya, suatu saat mereka harus siap touring bersama menggunakan sepeda motor.

Para pimpinan PT di Yogyakarta juga demikian, mereka pergi dari timur ke barat dan sebaliknya. Kegiatannya bukan pasca perang antarkampus. Mereka gowes pada akhir pekan setelah memimpin universitas dan melayani pendidikan selama sepekan. Dalam melepas kepenatan itu mereka mengayuh pedel sepedanya di bawah langit yang berwarna biru dan bukit-bukit di sepanjang perjalanan Yogyakarta-Kulonprogo.


Baca jugaPenundaan Pemilu 2024 Runtuhkan Demokrasi dan Ekonomi


Sesuai rute yang melewati daerah-daerah alami, maka gowes rutin yang diikuti para pimpinan PT dan pimpinan LLDIKTI, serta APTISI, menggunakan tagline “Jelajah Desa Organik Kulonprogo” pada Minggu (20/3/2022). Dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya sampai ke area pemberangkatan di kampus tiga Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) di Dusun Degan II, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo.

Dari kampus lapangan itu, para goweser mulai melakukan ritual menyambangi desa organik dengan melewati jalur gowes Lunamaya, sepanjang kawasan irigasi Kalibawang menuju sawah organik JOSS (Jatisaroso Organik Sehat), dikenal rest area KWT Jatisarono. Para petani menyambut “pendekar-pendekar” PTS itu, dengan menyajikan wedang (kembang) telang.

Di area itu, para goweser bisa belanja oleh-oleh yang dijajakan oleh para anggota kelompok tani setempat, termasuk belanja bahan baku wedang telang. Karena pada saat yang sama warga setempat sedang melakukan ritual nyadran, maka suasana tampak meriah. Para pimpinan PT disambut anggota-anggota kelompok tani warga.

Ketika selesai menikmati hidangan di kawasan JOSS, maka goweser menyusuri area JOS menuju area finish di Kopi Ingkar Janji Jl. Raya Kaligesing No.17, Tileng, Pendoworejo, Girimulyo, atau 20 Km dari barat Kota Yogyakarta. Kedia ini menyajikan menu-menu makanan desa (sayur lodeh, kacang panjang, tempe garit, tahu bacem, botok ,mangut lele, camilan geblek, tempe benguk, mendoan, pisang goreng, singkong goreng).Di kawasan ini terdapat kedai-kedia binaan yang bersinegeri bisnis dalam komunitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Indah dan menawan, itulah gowes para intelektual kampus, pimpinan PTS yang menyadang gelar akademik dan kehormatan ilmiah tertinggi, doktor dan profesor.

ITNY yang dikomando rektornya, Dr. Ircham, M.T merancang rute perjalanan yang difokuskan di kawasan pedesaan, yang di dalamnya terdapat sawah-sawah dan kawasan alam asri. Acungan jempol pun diunjukkan oleh penggagas gowes antar pimpinan PT, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid M.Ec (Rektor Universitas Widya Mataram), Prof. Aris Junaidi, Ph.D (Kepala LLDIKTI V), Prof. Dr. Fathul Wachid (Ketua APTISI/Rektor UII), Prof Didi Achjari (Mantan Kepala LLDIKTI V) dan pimpinan 50 PTS di DIY.

Sukses ITNY menjadi tuan rumah penyelenggara gowes yang mempersona tak luput dari sentuhan mitra kerja mereka dari Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata Kulonprogo. Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan Rakyat dan SDM Sekretariat Daerah Kabupaten Kulonprogo Bambang Sutrisno, S.Sos menyampaikan salut karena ikut dilibatkan dalam gowes para pimpinan PTS.


Baca jugaTunda Pemilu Picu Kontraksi Politik dan Konflik Besar


Menurut dia, langkah ITNY menghadirkan para rektor di kawasan Bukit Menoreh sebagai dukungan dari strategi jitu pemerinteah daerah Kulonprogo untuk pengembangan wisata kawasan itu. Kehadiran para pimpinan PTS yang memiliki ribuan mahasiswa itu, menjadi pembuka pemerintah Kulonprogo untuk mengembangkan jejaring atau networking dengan kampus-kampus.

“Para rektor hadir ke kawasan Menoreh sebagai pembuka sinergi pemerintah Kulonprogo dengan PTS. Kami ingin mendapat dukungan dalam pengembangan pariwisata Kulonprogo. Di bumi Menoreh itu banyak spot atau area wisata yang bisa dikunjungi. Kami berharap para rektor kangen dengan kawasan Menoreh, selalu ingin kembali ke daerah wisata alam itu. Kami ingin para rektor ikut beli kulonprogo, dan ikut bela Kulonprogo. Itu program kami, bela Kulonprogo beli Kulonprogo,” Kata Sutrisno (20/3).

Prof Edy Suandi Hamid merespon positif ajakan pemerintah Kulonprogo itu. Dia menginginkan kegiatan itu menghadirkan hal yang produktif dan manfaat bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

“Gowes ini dalam rangka untuk beli dan bela Kulonprogo. Dengan beli, kami bisa ikut mengentaskan kemiskinan di daerah ini,” ujar dia.

Tidak hanya rutin gowes, penggagas gowes Prof. Dr. Edy Suandi Hamid (Rektor Universitas Widya Mataram) menantang para koleganya agar suatu saat melakukan touring bersama menggunakan motor supaya gowesnya tidak jenuh.

Selain itu, sebagai penggagas gowes pimpinan PTS, dia tidak ingin anggotanya loyo, lesu, dan jenuh bersepeda. Karena itu dia menantang suatu saat para pimpinan PTS dan LLDIKTI V bisa touring bersama dengan motor.

Prof. Aris Junadi menyatakan, gowes ini tidak sekedar menjaga kesehatan. Silaturami antar pimpinan PTS dan relasi-relasi dari pemerintah daerah dan kelompok masyarakat menjadikan kegiatan ini bagian dari menghadirkan solusi. Prof. Bambang Supriyadi (Mantan Kepala LLDIKTI V) menyatakan, gowes ini bagus dan layak terus dilanjutkan sekaligus perbanyak menghadirkan solusi persoalan masyarakat dalam situasi santai.

Ketua APTISI Prof. Fathul Wachid berpendapat, gowes ini menjadi suasana santai yang produktif. Dengan komunitasi yang akrab antarpimpinan PTS dan para stackholder dari pemerintah dan masyarakat berbagai persoalan dipecahkan dengan cara yang berbeda-beda.

“Gowes menjadi ajang yang bisa menguraikan sesuatu. Kita sebagai pihak yg melayani masyarakat harus saling tahu dan kenal, antara yang melayani dan dilayani saling memberikan yang terbaik. Gowes adalah ajang problem solver yang jogjawi,” Ujar Ketua APTISI.

Rektor Universitas Ahmad Yani mengakui produktivitas di tengah gowes sering muncul. Ia merasakan langsung ketika terinspirasi untuk mencetuskan yel-yel gowes, “Jogjaversitas Bersinergi, Maju Bersama, Sukses Bersama”.

(Redaksi)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!