GUGAT_ID, Yogyakarta, – Dosen ilmu sosial dan politik UGM, A.B Widyanta mengatakan, Waktunya jogja serius menertibkan baliho (sampah visual) yang menggganggu ruang publik.
Terbukti ketika Hujan deras pada Kamis, 3 Februari 2022 banyaknya baliho di Yogyakarta roboh, salah satunya yang menimpa pos Lantas di persimpangan 3 UIN.
Menurut Abe, pemerintah Yogyakarta harus serius melakukan pembersihan baliho – baliho di tempat yang beresiko sering terjadinya bencana puting beliung di wilayah Yogyakarta.
Baca juga : Badut Jalanan dan Manusia Silver, Siapa Harus Bertanggung Jawab?
Hal ini bisa memitigasi dan mengantisipasi korban jiwa, harta benda, dan high cost belanja publik pemerintah.
Pembersihan sampah visual yang mengganggu ruang publik. Sehingga tata ruang “Kota Budaya” bisa lebih dioptimalkan. Performa fasad-fasad arsitektur bangunan yogyakarta menjadi lebih visible, nampak, dan tidak tercemari oleh sampah – sampah visual.
Sehingga karakter “Keadaban Publik” di Yogyakarta bisa menjadi “Role Model” kota – kota di indonesia.
Baca Juga : Uang Crypto Acaman Nyata Bagi Banyak Negara di dunia
Ditingkat Provinsi DIY di butuhkan kajian dan pemikiran serius terutama dari Dinas Penanaman Modal dan Perijinan ataupun Dinas Pendapatan Pengeloĺaan Keuangan dan Aset untuk merespon persoalan persoalan itu.
Kota dan Kabupaten di DIY perlu menyesuaikan kebijakan lintas jenjang struktural itu, sehingga program keistimewaan DIY bisa terkonsolidasi dan terorkestrasi dengan baik di seluruh DIY.
Upaya ini bisa menopang agenda pemerintah DIY untuk merawat, melestarikan, dan mengembangkan spirit “Yogyakarta Berhati Nyaman“.
Dengan adanya wilayah DIY yang bersih dari “sampah visual” akan membuat warga jogja, wisatawan domestik, dan wisatawan manca, di jogja bisa benar benar merasakan spirit tersebut.
(red/hd)