Krisis Data, Indonesia Terancam Menjadi Pasar Digital |

Krisis Data, Indonesia Terancam Menjadi Pasar Digital

By

Gugat.id – Perkembangan kerja-kerja dari hasil big data semakin dilirik oleh perusahaan digital dan industri individual digital dari mancanegara maupun nusantara, bahkan efek nyata model bisnis baru ini menciptakan orang kaya baru dari hasil kerja digitalisasi dalam diskusi Webinar Ekonomi Politik Digital di Indonesia bersama Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia, dan Jurnal PRISMA (09/12).

Diskusi webinar ini memberikan pemahaman cukup banyak dari sejumlah pembicara bukan hanya Irendra Radjawali, melainkan Mira Tayyiba yang digantikan oleh Henri Subiakto dari Staff Ahli Menteri Komunikasi dan Media Masa, Andrinof A. Chaniago dari Dosen Departemen Ilmu Politik UI, dan Tessa Boumans dari CNN Internasional, yang dapat diakses dalam platform youtube berikut:

https://youtu.be/OSEV1glQrAc.Irendra

Radjawali, pendiri Swandiri Institute mengatakan bahwa banyak orang Indonesia tidak paham soal perkembangan industrialisasi namun sudah berani membicarakan industri data atau industri 4.0 (empat titik nol).

“Bisa dipahami bersama, seperti kesalahpahaman dan salahkaprahnya, seperti yang disampaikan Bapak Adrenof dan Bapak Henri Subiakto, bahwa perkembangan industri ini seperti gimik saja, karena kita tahu-tahu sudah membahas soal industri 4.0”, ujarnya.

Irendra menambahwak bahwa setiap industri yang ditandai dengan tahapan 1.0 hingga 4.0 adalah perkembangan zaman dalam menggunakan instrumen di kehidupan sehari-hari.

Padahal, industri 1.0 ketika mesin uap ditemukan, industri 2.0 ketika kelistrikan ditemukan, industri 3.0 ketika internet ditemukan, dan industri 4.0 ketika data menjadi informasi dan pengetahuan”, tambahnya.

Orang yang mendirikan swandiri institut ini pun menegaskan kesalahan banyak pemahaman orang di Indonesia terkait bigo data adalah, membicarakan industri 4.0 sebelum tahu industri lainnya.

Salah kaprah, mohon maaf, karena belum apa-apa sudah membahas data, padahal data kita belum menjadi informasi, informasi belum menjadi pengetahuan, pengetahuan belum menjadi pemahaman, dan pemahaman kita belum menjadi wisdom, maka kita sebetulnya belum beranjak dari industri 3.0, karena data belum di apa-apakan”, ujarnya.

Akibat dari banyak orang yang tidak paham efek samping internet dan data, sehingga Indonesia menjadi mangsa pasar besar dengan jumlah penduduk 200 juta lebih sebagai pengguna media sosial saja.

Ali Hidayat_Gugat ID

(sosiologi UGM)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!