Tugu Tobong, Tuai Kritik Netizen di Medsos |

Tugu Tobong, Tuai Kritik Netizen di Medsos

By

GUGAT.ID – Terkait rencana pergantian tugu Kendang yang akan di ganti dengan tugu Tobong menjadi viral di medsos Info Cegatan Jogja (ICJ). Ali hidayat warga Yogyakarta kelahiran Gunungkidul meluapkan aspirasi atas pembangunan tugu Tobong menganti tugu Kendang. 

Dalam tulisannya di ICJ Ali merasa sangat kecewa bahkan menyatakan mosi tidak percaya kepada Bupati Gunungkidul yang akan menggantikan simbol budaya dan seni dengan tugu Tobong.

“Saya warga Jogja kelahiran gunung kidul, dengan ini menyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Bupati Kab. Gunungkidul, atas rencana pembangunan tugu tobong untuk mengganti tugu pengendang sebagai ikon campursari gunungkidul,” Katanya di akun Facebook ICJ (22/4). 

Ali juga menyatakan sikap dan pandangannya untuk di pertimbangan oleh Bupati Gunungkidul.

“Atas dasar itulah saya menyatakan sikap dan pandangan saya,” Tegasnya. 

1. Bupati Gunungkidul tidak menghargai seni budaya dan kesenimanan warga Gunungkidul;

2. Bupati Gunungkidul tidak melek sejarah dan mau menutup sejarah Gunungkidul sebagai cikal bakal Campursari yang telah dikenal secara Nasional dan bahkan Internasional;

3. Bupati Gunungkidul tidak memahami prioritas kebutuhan wàrga Gunungkidul dengan memaksakan fantasi dan keinginannya sendiri membangun mercusuar yang sama sekali tidak dibutuhkan warga Gunungkidul

4. Bupati Gunungkidul lebih gandrung, dan akan menghamburkan dana besar untuk membangun tugu tobong, ketimbang membangun Sumber Daya Manusia Gunungkidul

5. Bupati Gunungkidul justru gandrung dengan pembangunan yang bias infrastruktur fisik ketimbang memperbaiki berbagai ketidakberesan pelayanan publik warga Gunungkidul;

6. Bupati Gunungkidul tidak peka terhadap situasi kesulitan ekonomi warga Gunungkidul yang terpuruk oleh pandemi Covid-19 dengan menghamburkan dana publik untuk kepentingan yang sama sekali tidak penting;

7. Bupati Gunungkidul mengabaikan aspirasi warga, partisipasi warga dalam perencanaan pembangunan yang partisipatif dan demokratis terkait pembangunan tugu tobong;

Baca Juga 

Ali menambahkan, Pernyataan ini saya buat karena para anggota dewan Gunungkidul tidak secara tegas menyampaikan sikapnya atas rencana Bupati Gunungkidul untuk membangun tugu tobong yang memboroskan anggaran publik ini.

“Saya mohon jangan ada lagi pembangunan yang tidak melibatkan partisipasi warga, sehingga mengabaikan prioritas kebutuhan warga Gunungkidul,” Imbuhnya. 

Masih banyak kebutuhan warga gunungkidul yang jauh lebih penting untuk dijawab dan dipenuhi oleh pemerintah Gunungkidul.

Ali berharap, semoga dengan pernyataan sikap saya ini, Bupati Gunungkidul segera menggelar dialog publik untuk menjelaskan rencana pembangunan tugu tobong tersebut kepada seluruh warga Gunungkidul.

Tulisan yang diunggah di ICJ ini menuai beragam respon dari warga masyarakat terkait rencana pembangunan tugu Tobong yang akan menggantikan tugu Kendang, salah satunya dari seniman asal Hargosari, Gunungkidul ki B’jo Ludiro.

Ki B’djo ludiro mengatakan dalam komentar di ICJ, Gunungkidul sangat erat dengan adat istiadat dan budaya, menurut kami sebagai pelaku budaya, lebih bijaksana jika pembangunan itu lebih kepada pengadaan kantong-kantong budaya, dan mengisinya dengan kegiatan yang nyata menampung aspirasi, gagasan, peran serta masyarakat di bidang seni dan budaya, untuk menyongsong Gunungkidul sebagai salah satu destinasi wisata yang mempunyai ciri dan karakter yang berbeda.

“Biarlah tugu yang sudah ada tetap berdiri sebagai apresiasi terhadap kesenian yang ada dan berkembang di gunungkidul,” Katanya. 

B’djo menambahkan membangun karakter masyarakat melalui workshop, pendampingan kelompok2 seni-budaya, ruang – ruang diskusi untuk menambah wawasan, adalah lebih penting daripada merubuhkan tugu dan membangunnya kembali dengan Tobong Gamping.

Selain B’djo ludiro ada juga Nur Haryanto yang ikut berkomentar terkait persoalan tugu tersebut. Protes dan kritik semacam ini akan membangun masyarakat madani dan terdidik. Warga Jogja sudah seharusnya kritis dengan kondisi yang ada di daerahnya.

“Bagus mas, protes dan kritik semacam ini akan membangun masyarakat madani dan terdidik,” Ungkapnya. 

Menurut Nur Haryanto kebijakan publik harus dikawal apakah sesuai dengan prioritas kebutuhan warganya. Kedepan, pilihlah pemimpin daerah yang benar – benar handal melayani rakyat.

(Redaksi)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!