Malaka, gugat.id – Di tengah ramainya aktivitas Pasar Loro-loron Besikama, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, seorang perempuan berusia 53 tahun bernama Anita Mardiana Sonbai tetap setia melayani pembeli dengan senyum hangat dan tangan cekatan. Siapa sangka, di balik kesederhanaannya, Anita adalah ibu dari Angerius Agustinus Bria, anggota DPRD Malaka sekaligus Ketua Fraksi NasDem.
Kisah Anita adalah cerminan keteguhan seorang ibu yang tak lekang oleh waktu dan perubahan status. Meski sang anak kini menduduki kursi terhormat di parlemen daerah, Anita tetap memilih untuk berjualan di pasar, sebuah profesi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya sejak tahun 1999.
Bagi sebagian orang, menjadi ibu dari seorang pejabat publik mungkin menjadi alasan untuk menikmati hidup dengan beristirahat atau mencari kesibukan lain yang lebih santai. Namun, bagi Anita, berhenti berjualan berarti menghilangkan sebagian dari jati dirinya.
“Saya bilang, kaka ikut kaka punya pekerjaan, saya ikut saya punya pekerjaan untuk menjual. Saya akan terus jual sampai saya tidak bisa jalan lagi baru bisa berhenti. Tapi kalau masih bisa bergerak, saya akan tetap berjualan,” ujar Anita dengan suara tegas namun lembut, saat diwawancarai di lapaknya, Kamis (30/11/2025).
Kalimat itu menggambarkan betapa kuatnya tekad seorang ibu sederhana yang memandang kerja bukan sekadar mencari nafkah, melainkan juga sebagai wujud pengabdian, kemandirian, dan harga diri. Baginya, pasar bukan hanya tempat bertransaksi, tetapi juga ruang sosial tempat ia berinteraksi dengan banyak orang dan merasakan denyut kehidupan masyarakat kecil.
“Kalau saya dilarang jual, itu tidak bisa. Karena saya sudah terbiasa. Kalau sudah biasa jual, lalu tiba-tiba duduk saja di rumah, itu saya rasa sakit. Jadi mendingan saya tetap berjualan biar ada aktivitas,” tuturnya sambil tersenyum.
Semangat luar biasa terpancar dari kata-kata Anita. Semangat yang lahir dari kebiasaan panjang dan ketulusan menjalani hidup apa adanya. Ia tidak pernah merasa malu atau rendah dengan pekerjaannya. Baginya, berdagang adalah sebuah kehormatan.
Dari hasil berjualan di pasar itulah, Anita berhasil membesarkan dan menyekolahkan keempat anaknya. Ia bercerita bahwa sejak anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar hingga kuliah, semua kebutuhan mereka ia penuhi dari uang hasil jualan. Tidak pernah ada kata menyerah, meskipun penghasilan kadang pas-pasan.
“Saya tetap memilih jualan karena ini pekerjaan pokok dari dulu. Dari hasil jualan inilah saya bisa biayai mereka dari SD sampai sarjana,” kata Anita dengan mata berbinar penuh kebanggaan.
Kini, perjuangan panjang itu berbuah manis. Anak sulungnya, Angerius Agustinus Bria, menjadi anggota DPRD Malaka sekaligus Ketua Fraksi Partai NasDem. Anak keduanya sukses mengelola koperasi, anak ketiga bekerja di BPJS sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekuriti NTT, sementara anak bungsunya masih menempuh pendidikan di Universitas Nusa Cendana (Undana).
Anita tersenyum bangga ketika menyebut satu per satu nama anaknya. Baginya, keberhasilan anak-anak bukanlah hasil dari kekayaan atau warisan besar, tetapi dari kerja keras, kejujuran, dan doa seorang ibu yang tak pernah berhenti berharap.
Angerius, sang anak sulung yang kini menjadi anggota DPRD Malaka, mengaku sangat menyayangi ibunya dan pernah meminta Anita untuk berhenti berjualan. Ia khawatir ibunya kelelahan dan ingin melihat sang ibu beristirahat menikmati masa tua. Namun, dengan halus namun tegas, Anita menolak permintaan itu.
“Dewan Angerius pernah bilang saya berhenti jualan, tapi saya jawab tidak bisa karena ini sudah pekerjaan pokok saya,” kisah Anita sambil tertawa kecil.
Bagi Anita, permintaan anaknya itu adalah wujud kasih sayang. Namun, baginya, berjualan bukan sekadar urusan ekonomi, melainkan juga jati diri. Ia merasa hidupnya akan kehilangan makna jika tidak lagi beraktivitas di pasar.
“Kalau tidak jualan, saya merasa seperti sakit,” katanya polos. “Lebih baik saya tetap berjualan, meskipun sedikit, yang penting masih ada.”
Kisah Anita Mardiana Sonbai adalah inspirasi bagi kita semua. Bahwa kesederhanaan, keteguhan, dan kerja keras adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Dan bahwa seorang ibu, dengan segala pengorbanannya, adalah pahlawan sejati bagi keluarganya.
Semoga kisah ini bisa menginspirasi banyak orang.
(Red/Dejan)