GUGAT.ID (Yogyakarta) – Universitas Widya Mataram (UWM) menerima hibah riset dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec didampingi Wakil Rektor III sekaligus Ketua Pelaksana Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) UWM Puji Qomariyah, S.Sos, M.Si melakukan tanda tangan hibah tersebut di The Grove Suite Hotel Jakarta, Kamis (21/7/2022).
UWM masuk dalam barisan 35 perguruan tinggi (PT) yang diterima usulan riset hibanya oleh Kementerian PMK tersebut. Topik riset “Penelitian Pengembangan Pendidikan Berbasis Education For Sustainable Development (Esd), Pendampingan Pengelolaan Sampah Perkotaan Terpadu Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta. Ketua pelaksana sekaligus pengusul Puji Qomariyah. Kegiatan ini sebagai bagian dari pelaksanaan GNRM.
Penandatanganan kontrak tersebut dihadiri oleh para rektor dan ketua pelaksana pengusul hibah. Hadir dan menyaksikan kegiatan itu Menteri Koordinasi PMK Muhadjir Effendi dan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof. Panut Mulyono.

Puji Qomariyah menyatakan, usulan hibah riset didasari kenyataan buruk tentang kondisi sampah perkotaan. Sampah perkotaan dari hari ke hari semakin meningkat produksinya sejalan dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang meningkat.
Dalam proposal usulan, dia mengajukan gagasan sistem pengelolaan sampah tanpa sisa (zero waste system), dengan regulator sekaligus pelaksana sepenuhnya masyarakat, posisi pemerintah sebagai fasilitator.
Gagasan partisipatif pengelolaan sampah tanpa sisa itu sebagai solusi tentang penanganan sampah kota yang berbiaya tinggi.Akibatnya, para pengelola sampah dari pemerintah kota-kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang 60% dari seluruh produksi sampahnya.
Produksi sampah perhari di Daerah Istimewa Yogyakarta, mengutip data Bappeda DIY, mencapai 1133 ton. Sampah yang bisa diproses hanya 893 ton perhari.Terdapat sisa sampah yang tidak ditangani.
Para pengelola sampah, selain dari instansi pemerintah daerah, terdapat kelompok-kelompok pengelola sampah 4R (reduce, reuse, recycle, replace) di kelurahan, yang juga didukung Bank Sampah di sebanyak 1272 bank, dan pengelolaan sampah mandiri mencapai 10 %.
Walaupun terdapat berbagai kelompok masyarakat mengatasi sampah, pengelolaan sampah kota belum teratasi sepenuhnya. Menurut Puji Qomariyah, pengelolaan sampah perekotaan di wilayah Kecamatan Kraton menjadi sasaran riset dan penerapan pengelolaan sampah tanpa sisa diharapkan bisa mendatangkan multi efek positif dari segi mengurangi volume dan pengolahan sampah secara mandiri.
“Strategi ini diharapkan dapat membantu menataulang (revitalisasi) kawasan nJeron Beteng sebagai salah satu situs warisan budaya, sekaligus adanya aktivitas ekonomi yang cukup besar berupa pasar, industri konveksi, pariwisata, serta kegiatan ekonomi lainnya terbebas dari sampah,” kata dia. Dari kegiatan ini diharapkan terbentuk model pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Redaksi/mjb
Redaksi