Menyalakan Api Kreativitas Lahirnya Blangkon Art Space |

Menyalakan Api Kreativitas Lahirnya Blangkon Art Space

By

Yogyakarta, gugat.id – Dari perbincangan santai di sebuah warung kopi, lahirlah sebuah gagasan yang kini menjelma menjadi kenyataan. Sebuah ruang seni bernama Blangkon Art Space resmi dibuka hari ini di Komplek Citra Grand Mutiara, Jalan Jogja–Wates Km. 9,Gamping, Sleman, Yogyakarta. 25 Oktober 2025.

Blangkon Art Space bukan sekadar ruang pameran, melainkan ruang hidup tempat gagasan, intuisi, dan keberanian bersentuhan. Ia tumbuh dari semangat kolektif, dari obrolan ringan yang menemukan napasnya dalam tindakan nyata sebuah penegasan bahwa seni selalu mencari jalan, bahkan dari hal-hal sederhana.

Peresmian Blangkon Art Space ditandai dengan pameran perdana bertajuk “Pandangan Pertama”, yang menghadirkan dialog lintas generasi antara seniman-seniman senior dan para perupa muda. Dalam konteks ini, “pandangan pertama” bukan hanya tema pameran, tetapi juga simbol pertemuan antara pengalaman dan eksperimen, antara akar dan sayap.

Para perupa senior yang turut ambil bagian dalam pameran ini antara lain:
Ambar Pranasmara, Astuti Kusumo, Budi Ubrux, Dodot Daulat, Hananta, Hanafi K. Sidhartha, Joko Gundul Sulistiono, Komroden Haro, Lully Tutus, Lidwina Riestanti, Nasirun, Toni Al, Yuli Kodo, dan YulHendri.

Mereka berkolaborasi dengan generasi muda dalam kelompok “Feat 10 Artists”, yaitu:
Aldo Aprilian W, Don Bosco Laskar, Hokky Syahdu, Landha Bellamora, Mujiharjo, Mulyo Gunarso, Rangga Jalu Pamungkas, Rizal Kuzma, Syifa Ramadhani, dan Yusi Amalia F.

Dalam naskah kuratorialnya, Kuss Indarto menulis, “Pandangan pertama adalah titik berangkat yang sering kali menentukan arah perjalanan selanjutnya. Seperti pertemuan Petrarch dengan Laura di Avignon, ada momen di mana seni juga menemukan cintanya publiknya pada ruang, pada waktu, pada publiknya.”

Lahirnya Blangkon Art Space menjadi jawaban atas kebutuhan ruang baru di lanskap seni rupa Yogyakarta yang kian padat, namun tetap haus akan tempat bernafas. Ruang ini diharapkan menjadi titik temu bagi seniman muda dan senior, untuk bertukar gagasan, mengolah imajinasi, dan melahirkan kolaborasi lintas generasi.

Yogyakarta selama ini dikenal sebagai tanah yang subur bagi kreativitas. Setiap tahun ratusan peristiwa seni berlangsung di kota ini, dari ArtJog, Biennale Jogja, hingga pameran-pameran kecil di rumah kontrakan atau kafe. Namun, di tengah semangat itu, masih selalu ada ruang bagi sesuatu yang baru, ruang yang mampu menawarkan perspektif berbeda. Blangkon Art Space ingin mengisi celah itu.

Ruang ini kami harap bisa menjadi tempat bernaung sekaligus titik berangkat,” ujar salah satu penggagasnya,Lidwina Riestanti, disela bincang bincang bersama. Penggagas lainnya yaitu, Sandy Setiawan dan Dodot Daulat.
Blangkon Art Space bukan hanya galeri, tapi laboratorium gagasan, tempat seniman bisa kembali bertemu dengan dorongan awal mengapa mereka berkarya.

Layaknya pandangan pertama yang menyimpan harapan dan kemungkinan, pameran ini menjadi langkah awal perjalanan panjang. Blangkon Art Space berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program pameran rutin, diskusi, dan kolaborasi lintas disiplin, agar denyut kreatif Yogyakarta terus menyala dari barat kota.

Blangkon Art Space hadir untuk menyapa, untuk membuka mata, dan mengajak siapa pun yang percaya bahwa seni adalah percakapan abadi antara ruang, waktu, dan manusia.

(Bj)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!