Yogyakarta, gugat.id -Sungai Gajahwong bukan sekadar aliran air bagi warga sekitar, melainkan bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Kekayaan alamnya mulai dari populasi ikan yang melimpah, pasir di dasar sungai, hingga aliran air yang tak pernah berhenti menjadi sumber kehidupan yang patut disyukuri.
Sebagai wujud syukur atas anugerah ini, warga Kampung Balirejo, Kalurahan Muja muju, Umbulharjo menggelar acara “Larung Kali Gajahwong.” Lebih dari sekadar perayaan, acara ini adalah momentum untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga. Harapannya sederhana: menumbuhkan kesadaran untuk mencintai dan merawat lingkungan, menjaga sungai dari pencemaran sampah baik organik maupun anorganik agar potensi Sungai Gajahwong terus bermanfaat bagi masyarakat.
“Larung Kali Gajahwong” dikemas dalam konsep arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, hasil ternak, dan makanan olahan. Gunungan ini diarak mengelilingi kampung, menyusuri bantaran sungai, sebelum akhirnya dilarung bersama oleh para sesepuh kampung.
Prosesi ini sarat makna. “Larung Kali Gajahwong” adalah simbol bahwa air memiliki peran sentral dalam peradaban. Air adalah sumber kehidupan, dan sungai adalah alirannya. Selain memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam.
Dalam berbagai tradisi religi, air menjadi sarana untuk bersuci dan membersihkan diri. Dalam Islam, wudu adalah syarat sahnya ibadah. Umat Hindu menghargai air sebagai tirtha atau toya, sumber kesucian dan lambang kehidupan. Buddhisme menggunakan air untuk menyucikan diri lahir dan batin. Bahkan, Alkitab pun menempatkan air sebagai sarana pembersihan dosa melalui baptis. Kebudayaan Tionghoa pun mengakui air sebagai salah satu dari lima elemen dasar kehidupan.
Dari berbagai keyakinan ini, kita menyadari betapa vitalnya air bagi kehidupan manusia. Sungai, sebagai tempat air bersumber dan mengalir, menjadi pusat kehidupan itu sendiri. Warga Balirejo, yang tinggal di bantaran Sungai Gajahwong, merasakan langsung anugerah ini. Melalui “Larung Kali Lestari Gajahwong,” mereka menyampaikan rasa syukur atas limpahan anugerah air yang telah menghidupi mereka.
(Redaksi)
