Kendal (gugat.id) – Terhitung mulai hari ini, Sabtu (01/04/23) sekitar 300 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Alun-alun harus pindah, menempati bangunan shelter yang sudah disiapkan. terlihat saat ini para pedagang sedang menata lapaknya masing-masing yang berada di shelter.
Para pedagang ini biasanya berjualan di area Alun-alun Kaliwungu, Kendal, Jawa tengah, mulai sore hingga malam hari. Namun dengan adanya revitalisasi Alun-alun menjadi Taman Ruang Terbuka Hijau, maka para pedagang terpaksa berjualan di trotoar atau tepi jalan, sambil menunggu pembangunan shelter selesai.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kendal Ferinando Rad Bonay, sebenarnya pembangunan Shelter belum selesai seratus persen, namun para pedagang meminta agar segera menempati shelter. Sesuai kesepakatan dengan Paguyuban PKL, semua PKL harus sudah meninggalkan lapak lama, paling lambat tanggal 31 Maret ini, untuk menempati bangunan shelter yang sudah disediakan.

“Kesepakatan kami dengan mereka kemarin, per 31 Maret ini, mereka akan pindah semua ke shelter. Mereka sudah ada pembagian tempat, ada zona pedagang pakaian, pedagang kuliner, semua sudah diatur,” jelasnya.
Pembangunan shelter yang belum selesai meliputi kelengkapan beberapa fasilitas pendukung, seperti toilet atau kamar mandi, saluran air, taman dan penataan tempat parkir. Beberapa fasilitas tersebut akan diselesaikan tahun ini.
Baca juga: https://www.gugat.id/polsek-panggang-adakan-kegiatan-peduli-lansia/
Sapuan, salah seorang pedagang, lapak jualan di shelter dengan ukuran 1,5 x 2 meter dinilai terlalu sempit. Oleh karena itu, pedagang harus bisa menata barang dagangan yang ada.
“Ini masih perlu pembenahan di bagian atap, agar air hujan tidak masuk ke tempat jualan,” katanya.
Pedagang lainnya, Robert berharap, agar segera dibangun fasilitas umum, seperti toilet, saluran air dan tempat sampah. Fasilitas utama tersebut sangat penting, agar tidak merepotkan pedagang, terutama pedagang makanan.
(red)