Dibalik Jalan Raya Pos: Kolonialisme dan Perjuangan Dekolonisasi #2 |

Dibalik Jalan Raya Pos: Kolonialisme dan Perjuangan Dekolonisasi #2

By

Penulis : Surya Aji Pratama


Hadirnya Kolonialisme baru?

GUGAT.ID – Dalam perjalanan mengisi dan menjadi bangsa yang sejahtera Indonesia mengalami perkembangan ekonomi, sosial dan politik. Akan tetapi pada kenyataan nya tragedi kolonialisme belum seutuhnya runtuh. Dapat ditilik pada zaman pemerintahan Orde Baru kebebasan dirampas, ketimpangan ekonomi, dan praktik oligarki subur dilakukan

Walaupun sudah di jajah dan bebas dari penjajahan (bangsa asing) banyak rakyat Indonesia masih bekerja secara kasar dan belum mendapat pekerjaan yang layak. Buruh dan pekerja menggerakan roda produksi dari industri besar hingga transportasi yang dihargai sangat murah. Begitu juga dapat dilihat pembangunan hanya berpusat pada daerah jawa saja tidak pada daerah wilayah pulau lain.

Fenomena ini menjadi pendiskusian yang menarik karena pasca kemerdekaan seluruh masyarakat tidak mendapat modal sosial yang sama. Justru pada masa Orde Baru perlombaan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi di galakan secara massif. Jalan-jalan ramai lalu lalang aktivitas ekonomi, kereta api diluncurkan dan industri besar di bangun.

Tetapi keuntungan momen ini tidak merata karena terjadi perbedaan “garis start” yang berbeda dari golongan atas dan golongan bawah. Orang yang memiliki kedekatan dengan kekuasaan dan memiliki modal ekonomi akan memperoleh kekayaan dan kuasa atas sumber daya alam yang ada. Dalam hal ini militer lah yang memiliki modal tersebut, pihak militer menguasai sebagian besar pembangunan dan kekuasaan politik negara.

Baca Juga

Sedangkan rakyat kebagian jatah buruh dan bertani di sawah dengan ancaman lahannya digusur akan dijadikan kawasan industri atau hotel pariwisata.Penghidupan yang nyaman dan aman pun masih belum bisa didapatkan, banyak terdapat kriminalisasi terhadap mereka yang melawan kekuasaan. Lebih parahnya juga terdapat penculikan bahkan pembunuhan secara misterius kepada tokoh aktivis seperti tokoh buruh, mahasiswa, orang bertato dan orang kritis.

Dapat dikatakan situasi sosial dan politik pada masa Orde Baru seperti halnya dengan penindasan dalam bentuk baru karena kebebasan dalam berekspresi dan berpendapat belum tercapai. Ditambah lagi terjadi banyak ketimpangan dan perampasan hak hidup manusia pada masa ini yang tak kalah mengerikan di zaman penjajahan.

Upaya Dekolonisasi dengan Menulis Pramoedya Ananta Toer adalah sosok yang berjasa dalam perkembangan sastra dan perjuangan kebebasan dari belenggu kolonisasi baik oleh bangsa asing maupun bangsa nya sendiri (baca: Indonesia). Kritik tajam dan pengambaraan sebenarnya kedaan sosial politik masa penjajahan dan penindasan jelas tergambar di dalam karya tulisan nya.

Hal unik yang kita jumpai disini ialah Pramoedya mencoba membebaskan melalui pencerahan pemikiran tidak dengan kekerasan frontal. Seringkali upaya beliau untuk memperjuangkan dekolonisasi menuai hambatan dan larangan-larangan. Banyak karya yang disita oleh pihak pemerintahan Soeharto maupun dibawa orang asing bahkan ada yang dihilangkan sampai saat ini belum ditemukan. Pembuatan karya yang lahir di dalam penjara dan di situasi politik yang mencengkram masih dapat kita nikmati di masa sekarang.

Baca Juga 

Buah pikiran yang membebaskan tersebut patut kita renungkan untuk memahami siapa sebenarnya bangsa Indonesia? Dan sebenarnya apa yang telah terjadi dan dialaminya. Apa yang dilakukan Pramoedya sama hal nya dengan apa yang dilakukan Daendels yaitu membangun peradaban. Perbedaan nya adalah Daendels membangun jalan dengan banyak penindasan kolonialisme sedangkan Pramoedya membangun jalan pembebasan dengan karya sastra penuh dengan renungan kemanusiaan.

Kesamaan keduanya adalah menciptakan pekerjaan dan karya yang abadi di dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia. Tetapi di dalam kesamaan kedua itu juga terdapat ironi perbedaan nya, Daendels mengubah wajah pulau jawa dengan goresan Jalan Raya Pos sedangkan Pramoedya mengukir harapan Indonesia bahkan dunia bahwa kebebasan itu akan lahir di dalam pikiran dan mengubah dunia sekitar.

“Menulis adalah bekerja untuk keabadian” ~ Pramoedya Ananta Toer

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!