Yogyakarta (gugat.id) – Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) melakukan audiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada Selasa (31/01/2023). Rombongan PWKI yang diketuai oleh Mayong Suryo Laksono, Anggota Dewan Pengawas ANTARA, diterima langsung oleh Sri Sultan, kala itu didampingi oleh Beny Suharsono Kepala Bappeda DIY sekaligus Plh Asisten Sekda DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Audiensi ini bertujuan untuk melaporkan hasil kunjungan resmi PWKI pada 16 November 2022 lalu, ke Tahta Suci Vatikan menemui pemimpin Gereja Katolik sedunia dengan membawa misi mempromosikan perdamaian dunia, kebersamaan seluruh umat manusia sembari membawa cinderamata berupa Gunungan Wayang Kulit dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kain Batik Ceplok Mangkara Latar Kawung dari GKBRAy Adi Pati Paku Alam X, dan beberapa patung Bunda Maria.
Sebelumnya PWKI sempat meminta secara khusus kepada Sri Sultan untuk memberikan cinderamata yang akan diserahkan kepada pihak museum di Tahta Suci Vatikan.
“Sebetulnya bukan itu (Gunungan Wayang-red) yang kami maksudkan karena kami tidak paham, ternyata malah Sri Sultan mengusulkan Oke aku akan mempersembahkan Gunungan ini karena maknanya, simbolnya sangat besar, ketimbang alih-alih tokoh wayang, dan berhasil dalam waktu cepat kami bisa mengurus itu untuk dikemas, dibungkus dan dibawa ke Vatikan,” terang Mayong.
Simbol Gunungan Wayang Kulit memiliki makna filosofi, bentuknya yang mengkerucut ke atas melambangkan kehidupan manusia. Gunungan Wayang Kulit dimaknai sebagai simbol kedekatan antara manusia dengan Sang Pencipta, semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia manusia, manusia harus semakin dekat dengan Sang Pencipta yaitu, manunggaling (bersatunya-red) jiwa, rasa, cipta, karsa, dan karya dalam kehidupan. Setelah semua persiapan selesai, rombongan PWKI yang terdiri dari 21 orang akhirnya berangkat ke Vatikan, menyerahkan secara langsung cinderamata yang dibawa kepada Paus, pimpinan tertinggi Gereja Katolik sedunia.
Cinderamata dari Sri Sultan diterima dengan senang hati oleh Paus. Rasa syukur dan bangga juga dirasakan oleh rombongan PWKI karena bisa menjadi penghubung visi misi Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam peran serta muwujudkan perdamaian dunia sekaligus senang bisa bertemu langsung dengan pimpinan tertinggi Gereja Katolik untuk mempersembahkan cinderamata yang bisa menambah koleksi museum yang dimiliki oleh Vatikan dengan beberapa simbol khas dari Yogyakarta.
Selain melaporkan hasil audiensi PWKI dengan Paus, kepada Sri Sultan, Mayong menambahkan bahwa tujuan audiensi kali ini adalah meminta izin kepada Sri Sultan karena pada tanggal 13 Februari mendatang akan ada perwakilan dari Vatikan yang akan berkunjung ke Yogyakarta yaitu Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot, M.C.C.J., Prefek Dikasteri Dialog Antarumat Beragama di Tahta Suci Vatikan. Ia berharap bisa bertemu dengan Sri Sultan. Kedatangan Kardinal Miguel Ayuso ke Yogyakarta adalah mewakili Paus untuk menerima gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
“UIN memberikan gelar Doktor Kehormatan kepada Paus tapi karena kesehatannya tidak memungkinkan maka diwakili oleh salah seorang kardinalnya,” terangnya.
Sri Sultan menanggapi berita ini dengan baik. PWKI akan berkoordinasi dengan pihak Protokol Kepatihan untuk menentukan jadwal pertemuan dengan perwakilan dari Vatikan.
(HUMAS DIY)
(red/gn)