Kamus Warganet: Apa itu Doxing, Trolling, Cyberbullying? |

Kamus Warganet: Apa itu Doxing, Trolling, Cyberbullying?

By

Pernahkah teman Anda bergurau:

“Ada hal yang lebih seru selain memancing ikan?”“Memancing apa?”“Keributan.”

Gunungkidul, (gugat.id)_// Begitulah kurang lebih gambaran di jagad maya kita, bagaikan samudera informasi. Ada yang memancing manfaat positif, tak jarang juga ada yang memancing terlebih membikin pukat negatif yang memerangkap, juga bikin geram pembaca dan penggunanya.

Bahkan ada yang menjadi korban dari kesemrawutan karena aktivitas “memancing keributan” tersebut dengan dalih yang tidak dapat di pertanggung jawabkan. Maka banyak yang terjebak dalam pancingan dan jebakan pukat harimau yang saling berkaitan bernama “Doxing”, Trolling, dan “Cyberbullying”.

Apa sebenarnya makna dari kata yang sering kita jumpai tersebut?, boleh jadi Anda adalah aktor sang pemancing atau Anda pernah menjadi korban yang terperangkap di dalam jaring-jaring tersebut?Jaring pertama yang menjebak adalah bernama “doxing”, yaitu aktivitas menyelami informasi yang sifatnya pribadi.

Jika ditelisik asal muasal bahasa, menurut Douglas (2016) kata “doxing” ini berasal dari sebutan kalangan hacker yang mencuri data pribadi korban biasanya dengan format “document” atau “dox”.

Biasanya pelaku akan menggunakan berbagai cara untuk mengulik dan mendapatkan data pribadi korban, mulai dari latar belakang ekonomi, agama, suku, ras dan identitas lainnya, bahkan masa lalu (kelam) korban adalah tangkapan paling favorit.Jaring kedua bisa disebut dengan “trolling”, asal muasal dari kamus Cambridge(1) yaitu kata “troll (to fish using a line and bait)”.

Sesuai namanya tujuan dari “trolling” ini adalah untuk memancing korban terbawa emosi dan membalas “cuitan” melahap umpan dari suatu teks percakapan di jagad maya.Tingkat keberhasilan pelaku melakukan trolling dapat diukur dari respon korban, jika korban semakin terintimidasi dan memunculkan emosi-emosi meledak maka sukses besar si pelaku menjalankan aksinya.Jaring ketiga, biasa disebut “cyberbullying”.

Tak hanya terjadi di jagad nyata, jagad maya pun terjadi tindak kejahatan pembullyan yang dikenal dengan istilah cyberbullying”. Pendefinisian dari kata ini adalah perilaku yang menyakiti dan merugikan orang lain di jagad maya secara fisik, verbal dan mental. Cara/Tindakan bullying di jagad maya sangat beragam, mulai dari menyebarkan kebohongan, ancaman, pemfitnahan, menakuti, mempermalukan dan pelbagai lainnya. Kejadiannya bisa berawal dari “doxing” kemudian digunakan untuk “trolling” kemudian terjadilah “cyberbullying”.

Contoh konkrit dari pembulian online ini adalah body shaming, yaitu menjelekan dan menghina bagian tubuh fisik seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Patchin & Hinduja (2010), menunjukan fakta mengejutkan cyberbullying (termasuk body shaming) dapat mengakibatkan korban depresi hingga bunuh diri.

Dan korban dan pelaku di dalam penelitian tersebut rata-rata bergenerasi muda.Lantas kapan dan dimana kita bisa terperangkap di dalam jaring-jaring tersebut?, jawabanya tentu di platform mana saja disaat setiap siang maupun malam.Hal tersebut karena jagad digital merupakan samudra informasi bernama jejak digital dengan sumber mata air yang tidak pernah mengering.

Setiap diri kita menyumbang setiap detik dengan sukarela atau terpaksa mata air tersebut dari platform sosial, game dan room chat.Ada beberapa cara agar berenang bebas di samudera internet dan tidak terjebak ke dalam jaring-jaring bernama “Doxing, Trolling, Cyberbullying”.

Beberapa tersebut adalah tidak merespon umpatan yang merupakan pancingan emosi, jangan mengunggah hal privat ke media sosial, berempati dengan cara tidak menyinggung perasaan orang lain, melaporkan komentar negatif dengan fitur yang tersedia. Dan tentu, katakan tidak pada ajakan “memancing keributan” oleh teman Anda di awal tadi.

Penulis : surya_gugat.id

(sosiologi UGM)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!