Ketika Adat Yang Berbeda Menimbulkan Konflik |

Ketika Adat Yang Berbeda Menimbulkan Konflik

By

Yogyakarta (gugat.id) – Berawal dari persahabat lalu tumbuh benih cinta, Kukuh yang asli orang Lombok dan Harin yang asli orang Jawa bersatu dalam ikatan cinta. Saat cinta akan dikukuhkan dalam ikatan pernikahan perbedaan adat istiadat menjadi perdebatan. Saat adat mengharuskan Kukuh untuk menculik Harin ternyata menimbulkan konflik berkepanjangan.

Begitulah sinopsis pementasan Teater Embrio berjudul Pawang Udan, pada Rabu 2 November 2022 di Concerthall Taman Budaya Yogyakarta, jalan Sriwedani No.1, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Teater Embrio, merupakan komunitas Teater Kontemporer yang terbentuk tahun 2018. Dalam setiap pertunjukannya mengangkat tema dan issu tradisi, adat istiadat dan budaya di Indonesia. Konsep Garapan pementasan Teater Embrio selalu mengusung situasi terkini yang dikemas dengan cara sederhana dan kekinian.

Mengambil peran untuk mengemas persoalan sosial budaya yang sangat kompleks dalam pertunjukan teater. Kearifan lokal dengan kemasan sandiwara rakyat dalam Bahasa Jawa yang dimainkan anak-anak, remaja dan dewasa, dengan semangat kerakyatan tersebut suasana cair dan akrab mewarnainya.

Tarian, nyanyian, drama dan humor muncul sebagai kekuatan sajian. Selain memberikan pesan dan nilai yang dikemas dengan sentuhan humor, pada karya ini para pemain juga akan berinteraksi langsung dengan para penonton, dengan harapan pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penonton khususnya generasi muda. Pawang Udan adalah etalase kecil dari persoalan sosial budaya yang kompleks yang sering terjadi di masyarakat kita.

Luwi Darto, penulis sekaligus sutradara dalam pementasan tersebut yang Lahir di Yogyakarta 6 September 1974, putri penyair Dramawan dan Budayawan Bambang Darto. Pendidikan SD hingga kelas 2 SMP diselesaikan di Nganjuk Jawa Timur.

Selanjutnya SMA ditempuh di Yogyakarta. Tahun 1993 masuk Jurusan Teater ISI Yogyakarta dan lulus pada tahun 2003. Luwi aktif dibeberapa grup teater diantaranya Lembaga Teater Perempuan yang diketuai oleh Prof. Yudi Aryani, Teater Gandrik Pimpinan Butet Kartaredjasa, Teater Sega Gurih, Teater Arena pimpinan Fred Wibowo, Teater Perdikan Kyai Emha Ainun Nadjib, Sanggar Bambu, Sugenyi dan Teater Muara, dan sekarang membentuk dan memimpin komunitas Teater Embrio.

Personil yang terlibat dalam pementasan tersebut antara lain adalah, Muhammad Kukuh Prasetya, Harin Sumonah, Benedicta Dian Tri Utami, Lisa Rawestri, Joko Lisandono, Tedjo Badut, Yusac Dika (Klawu), Jedink Alexander, Daniel Godan , Erli Gayeng, Estri Mega, Mbah Rani . Pimpinan Produksi  Nur Alfiyah ,Bendahara  Divie Amanda Adine Arinda, Relationship Danardono Dwikawuryan, Setting  Beni Susilo Wardoyo, Lighting Dwilight, Gambit, Deva, Kostum Okie Surya Ikawati, Soundman Gatot Danar Sulistiyanto, Penata Musik Andhal Satria, Pemusik  Diandra megi hikmawan, Chandra Al Hadi, Rahmat Saepulloh Najib, Galuh Ihsan Nazar,  Nata Hidayat, Audio Visual  Raka Prameswara, Arfa Zhafif Hironaza, Stage Manager  Raylinda Trajang Trisnajati, Show Manager Eko Sulkan.

Teater Embrio sering menggagas pertunjukan diantaranya tahun 2019 mementaskan teater yang berjudul GOGROG di Pendhopo Art Space Yogyakarta dan Dramatic Reading GOGROG di Pendopo Siliran Yogyakarta, sandiwara berbahasa Jawa berjudul ORA KACEK dalam acara Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta, pentas Dramatic Reading PRAU LAYAR ING KALI OPAK dan masih banyak lagi pementasan-pementasan yang selenggarakan.

(red/bdjo)


Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!