Kontroversi Pemberhentian SPPG di Semin Gunungkidul, Lurah Jadi Sorotan |

Kontroversi Pemberhentian SPPG di Semin Gunungkidul, Lurah Jadi Sorotan

By

Gunungkidul, gugat.id -Pemberhentian operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Padukuhan Pandanan, Sumberejo, Semin, memicu kehebohan di masyarakat. Pernyataan seorang lurah terkait penghentian ini menuai kontroversi dan menjadi sorotan publik.

Diberitakan sebelumnya bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia tegaskan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengalami kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) akan dihentikan operasionalnya.

Diketahui bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) sudah menerbitkan beberapa surat pemberhentian SPPG. Salah satunya di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalurahan Sumberjo Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Pemberhentian tersebut menyusul insiden keracunan menu MBG yang menimpa 19 siswa beberapa waktu lalu.

Adapun dasar pemberhentian SPPG Sumberejo Semin setelah adanya aduan dari kepala SPPG Gunungkidul melalui kepala regional Yogyakarta atas dugaan keracunan menu MBG pada 15 September 2025.

Hasil investigasi di lapangan dan laporan dari kepala regional. Pertimbangan pimpinan dan BGN terkait terjadinya KLB-KP,” kutipan dalam isi surat pemberhentian SPPG dari BGN pada Sabtu (27/9/2025).

Beberapa warga yang tidak berkenan disebut namanya mengatakan, “Lurah Didik kie sebagai opo to neng dapur MBG (lurah Didik itu sebagai apa to didapur MBG),” ucapnya kepada Senin, (29/9/2025) sore.

Dijelaskan bahwa, seharusnya yang memberikan pernyataan itu Pemilik, Kepala SPPG, atau minimal Lurah Sumberejo sebagai pemangku wilayah. Lebih lanjut warga juga mempertanyakan pembayaran para pekerja SPPG Pandanan usai penutupan SPPG Pandanan. Pertanyaan warga tersebut terbesit karena SPPG Padanan baru beroperasi pada tanggal 10 September 2025.

Sementara itu, Lurah Bendung, Didik Rubianto, menegaskan bahwa penghentian ini bukan akhir dari perjalanan dapur besar yang setiap hari menyuplai makanan bergizi untuk ribuan siswa. Ia menekankan jumlah siswa yang mengalami gejala sakit sangat kecil dibandingkan total penerima manfaat.

Memang tanggal 15 ada dugaan keracunan. Dari 3.843 siswa penerima manfaat, hanya sekitar 19 siswa yang mengalami mual dan pusing, itu pun tersebar di beberapa sekolah. Misalnya di SMA Negeri 1 Semin, dari lebih 600 siswa hanya satu yang sakit. Di SD Bendung 1 hanya dua siswa, dan seterusnya,” tegas Lurah Bendung.

Meski badai sempat mengguncang, Didik menegaskan pihaknya tidak akan menyerah. Ia yakin dapur SPPG Sumberejo akan segera kembali berdiri tegak. Menurutnya penutupan sementara ini bisa jadi bahan evaluasi.

Kami optimistis dalam 1 sampai 3 hari ke depan operasional bisa kembali berjalan. Label halal memang butuh waktu satu sampai dua bulan, tapi sembari menunggu, program pelatihan tetap kami jalankan,” pungkas Didik.

Warga berharap Pemkab Gunungkidul lebih serius menangani program MBG dan segera membentuk satgas, sesuai instruksi pemerintah pusat.

(Red/hmw)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!