Rangkaian Peringatan Idul Fitri 1444 H Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat |

Rangkaian Peringatan Idul Fitri 1444 H Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

By

Yogyakarta (gugat.id) – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan acara tujuh gunungan sebagai rangkaian peringatan idul fitri 1444 H. Berbeda dari 3 tahun sebelumnya yang dilakukan secara terbatas dikarenakan adanya pandemi, tahun ini gunungan digelar sebagaimana mestinya secara luring.

Utamanya pelaksanaan prosesi Grebeg Syawal dilakukan dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal 7 buah gunungan. Dimulai tanggal 19 April hingga 22 April 2023 dengan agenda pada Rabu pukul 15.00 WIB, 28 Pasa Ehe 1956 Numplak Wajik di Panti Pareden berlokasi di Kompleks Magangan Keraton Yogyakarta.

Kamis 29 Pasa Ehe 1956 Gladi Bersih Bregeda Prajurit Keraton Yogyakarta, lalu hari Sabtu, 10.00 WIB 1 Sawal Ehe 1956 Hajad Dalem Garebeg Sawal berlokasi di Keraton-Kagungan Dalem Masjid Gedhe hingga Pukul 20.00 WIB.

Dilanjut Ringgitan Bedhal Songsong dengan Lakon “Jumenengan Prabu Kresna” yang ada di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran.

Keseluruhan acara bersifat terbuka dan dapat disaksikan oleh umum serta disiarkan melalui Instagram live @kratonjogja dan live streaming youtube Kraton Jogja. Sementara agenda Hajad Dalem Ngabekten yang dilakukan selama 2 hari pada Sabtu (22/4/2023) sampai Minggu (23/04/2023) bersifat tertutup.

Ngabekten adalah tradisi sungkeman di Keraton Yogyakarta, sebagaimana masyarakat muslim pada umumnya merayakan idul fitri. Ngabekten ini akan diikuti oleh kepala daerah kabupaten/kota, Sentana Dalem/kerabat, dan para Abdi Dalem.

Pelaksanaan Garebeg Sawal tahun ini dengan iring-iringan bregeda prajurit dan 7 gunungan tidak akan melintas Alun-alun Utara.

“Pelaksanaan Garebeg Sawal tahun ini dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan tidak akan melintas Alun-alun Utara. Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, akan dibawa oleh Kanca Abang melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe. Di Masjid Gedhe, setelah didoakan, akan ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan,” ujar Penghageng KHP Parasraya Budaya Keraton Yogyakarta GKR Maduretno, Senin (17/04) sore di Keraton Yogyakarta.

GKR Maduretno menambahkan bahwa sebelum dilakukan prosesi Garebeg Sawal, terlebih dulu akan dilakukan prosesi Numplak Wajik.

“Pelaksanaannya di Panti Pareden, Kompleks Magangan pada Kamis (19/04) selepas bakda Asar. Sementara untuk Gladi Resik Prajurit akan berlangsung Kamis (20/04) mulai pukul 15.30 WIB. Untuk Ngabekten sendiri sifatnya tertutup dan dilaksanakan dua hari pada Sabtu (22/04) dan Minggu (23/04),” terang putri ketiga Sri Sultan ini.

Gusti Madu, sapaannya, turut mengimbau bagi masyarakat yang turut berpartisipasi mengikuti rangkaian peringatan Idulfitri dan agenda Garebeg Sawal untuk tertib dan tetap taat prokes.

“Kami harap masyarakat dapat merayah gunungan setelah gunungan tersebut selesai didoakan dan menjaga ketertiban agar pelaksanaan Garebeg Sawal dapat berjalan dengan baik. Dimohon untuk memberikan jalan pada iring-iringan bregada prajurit dan gunungan,” jelasnya.

Di sisi lain, terdapat 10 Bregada Prajurit Keraton yang akan mengawal gunungan yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Bregada Bugis akan mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman akan dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir.

Selama pelaksanaan prosesi peringatan Idulfitri, akan diberlakukan no fly zone di Kawasan Keraton Yogyakarta. Artinya, masyarakat dilarang untuk menerbangkan drone dan sejenisnya dari 0-150 meter dari permukaan tanah 0-492 feet AGL. Hal ini dilakukan guna mendukung kelancaran seluruh prosesi, utamanya garebeg, sekaligus memberikan penghormatan terhadap jalannya Hajad Dalem yang merupakan simbol sedekah dari Raja.

Sementara wakil Penghageng KHP Widya Budaya KRT Rinta Iswara menjelaskan terdapat 5 jenis gunungan yang dibagikan pada prosesi pelaksanaan Garebeg Sawal, Sabtu (22/04/).

“Ada 5 gunungan yakni Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai degan urutan tadi, Sementara gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya. Jadi makna Garebeg Sawal secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur (mangayubagya) akan datangnya Idulfitri, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram,” pungkas Kanjeng Rinta.

Di sisi lain, berkaitan dengan pelaksanaan peringatan Idul fitri, terdapat penyesuaian jam operasional museum dan wisata di Keraton Yogyakarta. Carik KHP Nitya Budaya Nyi R.Ry Noorsundari menjelaskan untuk wisata Kedhaton atau bangunan inti Keraton, akan ditutup selama tiga hari.

Baca juga: https://www.gugat.id/podjok-ngasem-tv-presentasikan-hening-dan-lelaku-podjok-ngasem-tv/

Wisata Kedhaton akan libur pada Jumat (21/04), Sabtu (22/04), dan Minggu (23/04) dan akan dibuka kembali pada Senin. (24/04) Ini khusus edisi Lebaran saja, karena biasanya setiap hari Senin wisata Keraton ditutup. Untuk museum Keraton lainnya seperti Museum Wahanarata, Jalan Rotowijayan, akan ditutup pada Kamis (20/04) dan Jumat (21/04) saja.

“Sedangkan Wisata Tamansari libur pada Jumat (21/04) dan Sabtu (22/04), akan dibuka kembali pada Minggu (23/04),” tutupnya.

(red/gn)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!