Judul : Nicotine War, Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat
Penulis : Wanda Hamilton
Penerbit : INSIST
PressTahun Terbit : 2010
Tebal Halaman : 129 HalamanI
SBN : 978-602-8384-35-3
GUGAT ID, – Kita sering melihat dunia periklanan rokok identik dengan beragam narasi dan gambar yang menyeramkan. Seperti bagian tubuh yang rusak hingga ancaman kehilangan kebahagian bersama orang terkasih. Mengapa rokok direpresentasikan sebagai sesuatu yang sebegitu menakutkan? Bagaimana jejak genealoginya sehingga rokok dianggap sebagai sesuatu yang jahat dan perlu dibasmi? Untuk kepentingan siapa sesungguhnya semua itu dilakukan? Jawaban atas sederet pertanyaan itulah yang hendak dibongkar Wanda Hamilto dalam buku “Nicotine War : Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat”
Melalui riset yang panjang, Hamilton menjawab berbagai pertanyaan itu dengan fakta-fakta yang mengejutkan. Di balik narasi-narasi rokok sebagai sang pembunuh terdapat kepentingan bisnis besar dari Nicotine Replacement Therapy (NRT). Singkatnya, agenda anti tembakau dipropagandakan dengan tujuan NRT dapat menguasai pasar global.
Hemilton mencoba menilik kebelakang dan melihat kenyataan tembakau mempunyai banyak manfaat sebagai obat herbal. Mulai dari melancarkan pencernaan, meredakan sakit tulang, sakit gigi, mencegah infeksi, memulihkan semangat, memberi kehangatan dan masih banyak lagi manfaatnya. Intinya adalah tembakau (baca: nikotin) adalah zat kimia yang mencengangkan dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Demikian bunyi kutipan Hamilton dari hasil penelitian “Tentang Pemanfaatan Tembakau sebagai Obat, C.A. Weslager, Magic Medicines of Indians, Signet, NY: 1978”.
Lebih lanjut tembakau telah dipergunakan sebagai obat-obatan oleh suku Aborigin sebelum Christopher Columbus menginjakkan kaki di benua Amerika. Bahkan sampai saat sekarang tembakau masih dimanfaatkan khasiatnya oleh beberapa kalangan penduduk Amerika hingga abad ke-20. Kemudian pada tahun 1980-an muncul suatu narasi dari Surgeon General AS untuk pertama kalinya menyatakan nikotin menyebabkan kecanduan dan destruktif terhadap tubuh. Selanjutnya narasi tersebut semakin gencar pada tahun 1990-an ketika Food and Drug Administration (FDA) menyetujui produk dari industri seperti koyo nikotin dan obat-obat penghenti candu rokok. Dampak dari izin tersebut adalah industri farmasi mendapatkan gelontoran dana untuk gerakan anti-tembakau.
Dewasa ini frasa yang terkait dengan rokok berkonotasi negatif seperti sosok iblis yang perlu dimusuhi masih terus direproduksi. Rokok di cap sebagai sang pembunuh seperti yang sering kita jumpai di setiap bungkus rokok: “merokok membunuhmu”. Namun narasi itu sepenuhnya diruntuhkan oleh temuan fakta Hamilton di buku ini. Temuan fakta tidak semenakutkan itu. Bahkan justru sebaliknya. Merokok dapat menjadi obat dan menyehatkan tubuh.
Jika mau, kita bisa memperpanjang argument Hamilton itu untuk konteks Indonesia. Setidaknya dengan merokok Anda telah berkontribusi kepada negara melalui pendapatan pajak yang tinggi, jauh melampaui total kontribusi dari seluruh koporasi tambang di negeri ini. Pendapatan dari cukai rokok itu bisa dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat banyak. Tentu saja dengan catatan: jika tidak dikorupsi!
Ingin tau lebih lanjut tentang temuan fakta mengejutkan lainnya dari Hamilton? Buku ini adalah jawaban yang tepat untuk mematahkan narasi-narasi negatif soal tembakau. Di balik kontrol atas tembakau itu tersembunyi kepentingan ekonomi yang sangat besar dari industri farmasi dan medis global.
Buku ini sangat cocok dibaca untuk kalangan akademis maupun umum karena bahasa yang mudah dipahami. Tetapi perlu kejelian membacanya karena konteks yang dibahas dalam ruang Amerika dan global sehingga perlu bacaan pendukung. Selebihnya menarik dari segi layout banyak di isi dengan gambar ilustrasi berupa karikatur dan gambar satir. Uniknya, ini bukan komik melainkan temuan ilmiah yang dilengkapi dengan referensi-referensi di setiap argumen.
(surya/red)