GUGAT ID, – Bermaksud hendak melakukan pariwisata ke kawasan Pantai Baron, satu keluarga, A.B Widyanta wisatawan domestik asal Kapenewon Paliyan yang mengendarai mobil (Lima orang dewasa), melakukan pembelian tiket masuk di TPR Pantai Baron JJlS tetapi hanya mendapatkan leflet rumah makan, Minggu (13/02/2022).
Kronologi kejadianya, Petugas TPR Baron JJLS menanyakan berapa orang jumlah orang di dalam mobil. Salah satu anggota keluarga memberikan uang Rp. 100.000 kepada petugas.
Petugas kemudian memberikan uang kembalian Rp.60.000 yang digunakan untuk mengapit 2 lembar kertas. Sambil memberikan kembalian itu, petugas mengatakan
“sudah dihitung 4 orang saja, ” Kata Abe yang menirukan petugas TPR(13/2).
Di tengah perjalanan baru disadari bahwa 2 lembar kertas tiket yang diapit oleh uang kembalian itu bukanlah tiket melainkan 2 leflet rumah makan di kawasan pantai.
Satu keluarga itu kemudian menyadari bahwa terindikasi ada praktik korupsi restribusi oleh petugas TPR. Modusnya adalah uang kembalian digunakan untuk membungkus leaflet, agar dikira itu tiket tanda masuk tempat wisata.
“Sebagai warga Gunungkidul, saya prihatin melihat dan mengalami langsung praktik-praktif manipulatif oknum petugas TPR seperti ini, ” Imbuh Abe.
Sebagai pengajar Sosiologi Anti Korupsi, saya mendesak Pemerintah Gunungkidul urgen dan serius menyikapi perkara yang nampaknya “sepele” seperti ini tapi berdampak besar dan serius pada pemerataan kesejahteraan warga Gunungkidul secara menyeluruh. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul harus segera melakukan monitoring dan evaluasi restribusi tempat-tempat wisata di Gunungkidul.
Harapannya agar tidak semakin banyak kebocoran milik publik Gunungkidul. Bahkan sudah saatnya Pemkab Gunungkidul memberlakukan applikasi digital dengan sistem pembayaran non tunia (cashless).
(Redaksi)
Saya sebagai warga setempat.tidak kaget dengan praktek seperti itu.