Yogyakarta (gugat.id) – “Terlambat Jeda” naskah karya Mahmoud Elqadrie, dimainkan aktor Jedink Alexander, yang sekaligus seorang perupa, disutradarai oleh Bramanti F Nasution, digelar di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), pada Jumat (30/9/2022) mulai pukul 19.30 WIB.
Pementasan monolog ini diselenggarakan Jedink Production dan Guyub Rukun Keluarga (GRK) Asdrafi dan didukung Visiting Jogja TV ini, berdurasi sekitar 1 jam, memadukan kemampuan aktor dan tata artistik audio visual untuk menyesuaikan cerita.
Sebelum pementasan monolog, diawali dengan penampilan Karawitan Mandala Putra pelajar SMP Negeri 1 Nglipar Gunungkidul. Pementasan ini didukung oleh Joni Asman di art-audio visual, Marco Dinata penata lampu, penata rias-kostum Rina Nikandaru, properti Gregorius Usanta, penata suara Dion Immanuel, pimpinan produksi Lidwina Riestanti dan produser oleh Edo Nurcahyo.Monolog lakon ‘Terlambat Jeda’ yang dimainkan Jedink Alexander ini pernah dipentaskan juga di pendapa Asdrafi, Sompilan 12, Ngasem, Yogyakarta, pada acara Gelaran Monolog Teater Asdrafi.

Mahmoud Elqadrie menjelaskan, “Terlambat Jeda” ini menggambarkan cerita, bahwa tidak semua orang ingin kembali ke alam kewarasan, alam kehidupan normal yang normatif dan sehat secara kejiwaan.
Namun ketidakwarasan, juga sebuah pilihan ketika di balik bangsal RSJ, justru menjumpai apa arti kebebasan dari ikatan sosial dan norma-norma yang membelenggunya.
Kehidupan sosial yang cenderung munafik dan penuh intrik dan pura-pura menjadi belenggu yang membosankan dan mengungkung kemerdekaan pikiran dan tindakan.
“Menyerahkan pada roda peradaban butuh aturan dan permainan yang penuh tipu daya. Namun menjadi gila (pasien sakit jiwa) menjadi cara membebaskan semua tirani sosial yang membelenggunya.” Tutur Mahmoud Elqadrie.
Pementasan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Jedink Alexander, karena selama pementasan dengan durasi 1 jam yang tanpa jeda, bahkan dengen gerak dan tari yang harus dimainkan.

Di akhir pementasan, Mahmoud Elqadrie mengucapkan terimakasih kepada hadirin yang datang mengapresiasi pertunjukan tersebut. Juga ada Anastasia Purwoputranto dan Dewo Plo memberi komentar, sebagai apresiasi terhadap pememtasan tersebut . Dan menyampaikan rasa salut, karena teater Asdrafi selalu aktif dalam mewarnai dunia teater khususnya di Yogyakarta.
(red/bdjo)