"Cakra Manggilingan" Refleksi Takdir dan Moralitas Jawa di Hari Wayang Dunia ISI Surakarta |

“Cakra Manggilingan” Refleksi Takdir dan Moralitas Jawa di Hari Wayang Dunia ISI Surakarta

By

Surakarta, gugat.id -Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kembali menggelar perayaan budaya berskala internasional, Hari Wayang Dunia (HWD) XI tahun 2025 pada Sabtu (1/11/2025) malam. Acara ini mengangkat tema “Cakra Manggilingan: Tentang Takdir Manusia” yang merefleksikan perjalanan hidup manusia menurut falsafah Jawa, serta peran wayang sebagai sumber nilai dan tuntunan moral.


HWD XI menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari Pameran Wayang Nusantara, Ruwatan Massal, Pergelaran Wayang Kolosal, hingga Seminar Nasional Wayang. Selain menjadi bagian dari Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta, kegiatan ini juga menjadi wujud nyata implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.


Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, M.Hum., turut hadir dan memberikan apresiasi tinggi atas inovasi ISI Surakarta dalam menjaga dan mengembangkan seni pedalangan. Ia menilai wayang memiliki kekuatan besar sebagai sumber energi kreatif dan budaya. “Menurut saya, wayang adalah sebuah energi yang menggerakkan kita untuk melakukan inovasi, gagasan, dan penciptaan. Wayang adalah oase yang tidak pernah habis bagi masyarakat kita dan juga masyarakat dunia,” ujarnya


Restu juga menekankan pentingnya membangun penonton dan memperluas apresiasi publik terhadap seni pedalangan agar nilai-nilai budaya dapat tersampaikan secara luas. “Meskipun ISI membangun standar akademis yang tinggi, membangun penonton itu perlu. Nilai-nilai di balik wayang harus sampai ke masyarakat,” katanya.


Lebih lanjut, ia berharap agar ISI Surakarta terus berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan dalam mengembangkan diplomasi budaya dan warisan dunia takbenda Indonesia.
Menurut saya, ISI mempunyai ruang, sumber daya manusia, dan ide-ide untuk terus melakukan inovasi dan kolaborasi. Kita perlu mengembangkan warisan budaya untuk kejayaan Indonesia,” ucapnya.


Sementara itu, Rektor ISI Surakarta, Dr. Bondet Wrahatnolo, S.Sos., M.Sn., menyampaikan bahwa momentum HWD XI bukan sekadar perayaan seni, melainkan simbol perjalanan dan kebangkitan baru bagi kampus seni tersebut.
Momen Hari Wayang Dunia ke-11 ini bukan hanya festival seni, tetapi juga tanda zaman. Tanda bagi kita semua untuk budal bebarengan, berangkat bersama menuju babak baru perjalanan kampus seni ini,” katanya.


Bondet menegaskan bahwa ISI Surakarta berkomitmen menjaga wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai tuntunan dan tatanan dalam memahami kehidupan manusia dan arah bangsa.
Wayang bagi kami bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan dan tatanan. Ia menjadi ruang refleksi untuk memahami takdir manusia dan arah bangsa,” ujarnya.


Dalam penutupannya, Rektor Bondet mengajak seluruh civitas akademika untuk terus bergerak budal bersama membangun harmoni dan semangat kerja budaya.
Ayo budal, ayo kerja bareng, ayo ngurik-ngurik budaya. Semoga ISI Surakarta terus menjadi Cakra Manggilingan yang membawa terang, menjadi kampus budaya yang memuliakan manusia melalui seni,” ujarnya.

(Redaksi/sumber prahumas ISI)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Hot News

Instagram
WhatsApp
Tiktok
error: Content is protected !!