GUGAT.ID (Semanu)- Pusat Rehabilitasi YAKKUM bekerja sama dengan Desa, Kader, dan Puskesmas Wonosari memfasilitasi Kelompok Swabantu (Self Helf Grup) mengadakan giat acara di Telaga Jonge Semanu, Selasa (21/06/22).
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung ODDP dan pendamping dalam meningkatkan pentingnya dukungan sosial serta memotivasi keluarga dan masyarakat sekitar dalam peningkatan perawatan yang intensif untuk ODDP (Orang Dengan Disabilitas Psikososial. Dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh kepada keluarga yang meliputi pekerjaan/ aktivitas, emosi dan sosial serta pengaruh terhadap Orang Dengan Disabilitas Psikososial meliputi kemandirian, keterampilan sosial, aktivitas dan emosi.
Dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dr. Dewi Irawaty, M.Kes, dengan jumlah peserta 60 orang ODDP dan Caregiver yang merupakan sasaran kegiatan Kelompok Swabantu dari 4 Kalurahan di Kapanewon Wonosari, yaitu Kalurahan Siraman, Duwet, Karangrejek, dan Mulo.
Kegiatan diawali dengan senam bersama atau pengelolahan fisik bagi ODDP Outboun, sharing dengan tujuan melatih komunikasi peserta, kemudian dilanjutkan dengan diskusi.
- “Kegiatan ini sangat diperlukan oleh para peserta, karena para peserta ini ada yang ODDP, pendampingnya keluarga, ada kader, dan tentu juga ada teman-teman instruktur dari YAKKUM. Untuk menangani kesehatan orang dengan gangguan jiwa itu harus banyak yang terlibat tidak bisa hanya orang kesehatan saja atau dikerjakan hanya keluarga saja tidak bisa, ini penanganan yang komprehensif, jadi pasiennya di tangani, keluarga di tangani, tetangga dan lingkungan juga di tangani. Kegiatan seperti ini sangat positif mereka juga sama seperti kita ingin refresh, ingin berpikiran senang , jadi kegiatan-kegiatan seperti ini memang sanggat diperlukan oleh mereka jadi bentuk dukungan masyarakat dari pihak luar terhadap orang yang pernah mengalami atau ODDP” kata Dr Dewi Irawati, M.Kes
Melalui Kelompok Swabantu pengelolaan diri dan melatih komunikasi ini diharapankan ODDP dan keluarga dapat terbiasa mengkomunikasikan kebutuhan dan tanpa canggung menceritakan tentang keadaan yang dialami. Pengelolaan diri yang akan dilakukan dalam kelompok swabantu ini adalah melalui gerak fisik, melatih keseimbangan melalui senam bersama / gerak fisik, pengelolaan emosi dan kesabaran.
Purwanti salah satu peserta disabilitas psikososial menceritakan jika dirinya sudah sejak Tahun 2018 mendapatkan pendampingan dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
- “Sebelum mengenal Pusat Rehabilitasi YAKKUM sama SHG mungkin saya tidak bisa mengukur diri saya sendiri, tapi setelah ada rangkulan dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM untuk shareing bersama mengeluarkan apa yang dipikirkan. Jadi kita shareing, terus ada kelompok aktivitas, melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari bagaimana cara minum obat yang baik, pengontrolan diri, emosi, perasaan, dibantu oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM dari tahun 2018 sampai sekarang. Saya berusaha punya semangat dari tahun 2020-2022 ini saya mulai aktivitas di kegiatan masyarakat, berkumpul dengan masyarakat, pengajian juga diterima masyarakat dengan baik, dan saya mencari pekerjaan selain aktivitas kelompok, dan saya di terima bekerja”
Sementara Proect Manager Kesehatan Jiwa Masyarakat, Pusat rehabilitasi YAKKUM Siswaningtyas, berharap kegiatan ini bisa menjadi bagian dari pemulihan orang disabilitas psikososial atau biasa disebut orang dengan gangguan jiwa pada tahap pemulihan dengan disabilitas psikososial serta pengobatan terapi psikologi.
- “Yang masih menjadi PR adalah stigma dari masyarakat dan dari keluarga sendiri juga ada, dapat penerimaan dapat membantu pemulihan teman-teman, misalnya penerimaannya diajak ngomong mau mendengarkan di perhatikan ini juga bagian dari penerimaan, stigma ini bisa menimbulkan faktor kambuh juga, ini adalah kelompok swabantu dalam bagian untuk mereka diakui di keluarga di masyarakat dan mereka bisa pulih dan produktif kembali, sesuai dengan tema SHG kali ini adalah komunikasi, seperti yang tadi dilihat juga masih ada yang menyendiri, itu untuk komunikasi memulainya butuh waktu dengan kelompok ini dibantu untuk komunikasi, dan tahu tentang bagaimana hambatan dalam komunikasi, bagaimana di terima juga tahu kebutuhannya sebagai orang yang pernah mengalami gangguan jiwa atau dalam proses pengobatan.”
(Red/v3)