GUGAT.ID – Aksi Demonstrasi penolakan pembangunan Tugu Tobong untuk menggantikan Tugu Kendang di lakukan oleh seniman perupa asal Gunungkidul tepat di depan Tugu Kendang Bunderan Siyono Minggu, ( 24/04/22).
Para seniman perupa tersebut diantaranya; Astopuaso (Mbah lanang), Jhon Art, Bedjo Ludiro, Sibag, dan Walodeng.
Demo aksi ini dilatar belakangi oleh keresahan dan kegelisahan para seniman atas rencana akan di bangunnya tugu tobong untuk menggantikan tugu kendhang yang telah dianggap sebagai icon yang mewakili seni di Kabupaten Gunungkidul.

Stefanus Sujoko sebagai inisiator penolakan tugu tobong mengatakan, jika aksi ini merupakan bentuk energi positif bagi masyarakat yang juga tidak setuju dengan adanya pembangunan tugu tobong tersebut.
“Aksi ini tidak mengatasnamakan seniman perupa Gunungkidul tetapi keseharian mereka adalah melukis dan aksi ini adalah inisiatif dari mereka sendiri menjadikan energi positif bagi saya dan bagi warga yang juga menolak pembangunan tugu tobong ini ” ujar Sujoko (24/4).
Lebih lanjut Sujoko menambahkan bahwa sebagai masyarakat Gunungkidul mereka tidak memliiki tuntutan apapun tetapi mereka menginginkan tugu tobong jangan sampai menggantikan ikon seni budaya Gunungkidul yang telah tervisualisasikan melalui tugu kendang tersebut.



Ditandaskan olehnya bahwa Bunderan patung kendang sudah terkenal, bahkan sampai ke luar daerah
“Ada narasi yang mengatakan bahwa ini Bunderan Siyono tetapi kalimat itu hanya terkenal di Gunungkidiul kalo diluar terkenalnya ya bunderan kendang sebab mereka tidak tahu kalo ini lokasi di Siyono, Prinsipnya kami menolak patung tobong untuk menggantikan patung kendang jika ditanya patung tobong dibangun dimana kami tidak mau komentar, jika dijawab ditaruh di JJLS atau dimana siapa tau warga disana menolak? ” imbuhnya.
Sementara Ki B’djo Ludiro salah satu seniman yang ikut dalam aksi tersebut mengatakan sebagai seniman dirinya tidak setuju dengan pembangunan tugu tobong.

“Sangat tidak setuju, karena selain menghabisakan anggaran yang sangat banyak juga merubah ikon seni, Makna lukisan saya tugu kendang adalah jejak karya leluhur kita, saya mewakili leluhur untuk terus mempertahankan seni Gunungkidul yang harus dilestarikan,” Katanya.
Tumpahan keresahan para seniman tersebut diharap bisa menyuarakan hati masyrakat untuk didengar Petinggi/ Pejabat dan Bupati Gunungkidul agar memikirkan dari berbagai perspektif filosofi filsafat sejarah ke-Gunungkidul-an supaya sebaiknya tobong ini di bangun di tempat mana jika seandainya patung tobong ini memang “Wajib” didirikan.
(red/v3)