GUGAT ID, – Cacip ke-4 kali ini, sahabat gugat.id diajak untuk menikmati romantisme kuliner di Gunung Kidul.
Perkembangan ekspresi budaya di Indonesia sangat pesat, Khususnya masyarakat Gunung Kidul melestarikan kulinernya dari zaman tradisional hingga modernitas saat ini. Sejumlah menu masakan rumahan bersejarah yang perlu sahabat gugat.id ketahui.
Diceritakan oleh kakek dan nenek penjual makanan langka, akan kita kupas disini. Banyak Orang tua (Lansia) Yogyakarta menyebut daerah Gunung Kidul atau Wonosari— karena ibukota kabupatennya di Kecamatan Wonosari— adalah daerah kering yang sulit ditanami varian tanaman dengan kebutuhan air yang banyak.
Karena itu tanaman pangan yang sulit dikembangkan, masyarakat menanam berbagai macam tanaman yang mengandalkan air hujan atau penyesuaian iklim jawa disebut sistem pranoto mongso. Tak khayal, cerita mereka tentang ketersediaan beras masih sangat jarang dan awam bagi masyarakat kurang mampu di Gunung Kidul.
Baca Juga
- CACIP #1: CATATAN ICIP 3 KULINER GUNUNGKIDUL
- CACIP #2: CATATAN ICIP 3 KULINER GUNUNGKIDUL
- CACIP #3: CATATAN ICIP 3 KULINER GUNUNGKIDUL
Karena itu pula, masyarakat terdorong untuk kreatif dan inovasi “akibat keterbatasan”. Sejalan modernitas masuk di wilayah gunung kidul, tak heran, ada sejumlah makanan itu bertahan untuk dibuat dengan beradaptasi sesuai kondisi masyarakat, diantaranya:
Apem Conthong
Apem Conthong adalah sebuah menu makanan cemilan kue yang terbuat dari tepung beras. Bagi sahabat gugat.id, banyak yang mengira apem conthong seperti makanan apem pada umumnya, hanya saja penggunaan pembungkus dari sejumlah daun sebagai pembedanya. Misal, daun nangka membuat wangi manis semakin kuat pada apem, daun pisang mempengaruhi wangi gurih pada apem. Menu makanan ini merupakan cemilan khas di sejumlah kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul. Namun, hampir tidak banyak yang menjual menu makanan ini akibat pembuatannya hanya dalam rangka perjamuan khusus, seperti pertunjukan rasulan, hari raya keagamaan, dan hari raya kebudayaan. Walaupun begitu, sahabat gugat jangan khawatir di pasar-pasar pagi tradisional Gunung Kidul sudah tersedia, seperti Pasar Wage Wonontoro, Pasar Pahing Karangmojo, dan Pasar Legi Ponjong-Semin. Bersama ditemani minuman teh hangat yang dituang dari teko yang terbuat dari tanah liat, apem conthong sangat nikmat untuk teman mengobrol di penginapan desa-desa wisata gunung kidul.
Sego Segreng
Sego segreng/nasi bercorak merah adalah salah satu menu makanan berupa nasi dengan warna putih dan merah yang asli dikembangkan di Gunung Kidul. Namun banyak dinikmati oleh masyarakat Gunung Kidul, karena beras putih lebih banyak yang dijual dari tempo dulu hingga sekarang. Menu makanan ini menjadi buah bibir masyarakat luas ketika/setelah bercerita susahnya mendapat makanan di perbukitan Gunung Kidul. Banyak yang menduga, sego segreng sebagai olahan nasi pertama pada masa paceklik gunung kidul yang sulit. Bahkan masyarakat itu membuatnya sebagai bahan barter antara bahan makanan ketela singkong yang dikupas dan sudah kering (gaplek) dengan menu makanan ini pada 60-80’an, dengan perbandingan yang timpang. Menu makanan ini memiliki rasa seperti nasi pada umumnya, namun dengan tekstur yang gampang kering/tidak pulen berpengaruh penyajiannya yang tahan lama.
Sambel Walang sangit
Sambel walang sangit adalah sebuah menu makanan dari bahan dasar sambal bawang yang diulek/ditumbuk bersama belalang padi. Walang sangit atau belalang padi memiliki bentuk yang berbeda seperti belalang pada umumnya. Warnanya yang hijau membuatnya sulit ditemukan di persawahan, namun baunya yang menyengat menjadi gampang untuk dicari. Bagi sahabat gugat.id yang memiliki rasa penasaran untuk mencoba menu makanan ini silahkan datang berkunjung di desa-desa wisata Gunung Kidul untuk meminta menu makanan tersebut. Karena makanan ini memang berfungsi sebagai pengganti lauk dan sambal pada zaman susah makanan di Gunung Kidul.
Bagi sahabat yang datang ke Gunung Kidul untuk mencari sensai makanan ekstrem dan berjelajah makanan tradisional, tiga makanan ini cocok untuk sahabat Gugat.id.
Silahkan sahabat gugat.id mencoba menu makanan yang akan kami informasikan dalam kolom ini.
Semoga membantu sahabat gugat.id menemukan pengalaman kuliner yang baru ketika berkunjung di Gunung Kidul.
Selamat datang dan berkunjung kembali sahabat Gugat.id.
(Redaksi)