GUGAT.ID, (Yogyakarta) – Sivitas akademika di semua perguruan tinggi negeri maupun swasta (PTN/PTS) perlu mengembangkan pikiran positif dalam menghadapi keharusan akreditasi pada perguruan tingginya.
“Para pimpinan perguruan tinggi dosen, dan tenaga kependidikan harus memahami bahwa akreditasi merupakan kesadaran untuk mendorong universitas mencapai kualifikasi kualitas unggul, bukan semata-mata kepatuhan terhadap aturan akreditasi,” kata Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Selasa (5/7/2022).
Berbicara di depan peserta rapat kerja Fakultas Ilmu Sosial Politik UWM di Hotel Pandanataran, Yogyakarta, Prof Edy Suandi Hamid menyatakan pentingnya alasan akrediasi sebagai kesadaran.
“Ketika akreditasi dipandang sebagai kesadaran, maka sivitas akademika tetap menerapkan standar-standar atau indikator-indikator pelayanan pendidikan perguruan tinggi atau standar mutu perguruan tinggi, baik saat ada atau tidak ada akreditasi,” kata dia.
Ketika sivitas akademika menjadikan akreditasi sebatas ketaatan untuk memenuhi syarat penjaminan mutu PT, kata dia, maka kedisiplinan tentang mutu universitas dipenuhi dan dijaga pada saat PT mau dinilai oleh asesor untuk evaluasi status akreditasi.
Baca Juga
- Dorong Milenialis Pelopori Anti Kekerasan Gender
- Pendidikan Revolusi Mental Membutuhkan Praktik
- Pakar UWM: Selamatkan Korban Perundungan Siber
“Kalau akreditasi sebagai kepatuhan, saat tidak ada akreditasi ya sivitas akademika memandang tidak perlu menjaga standar indikator-indikaor syarat penjaminan mutu PT,” kata dia.
Dia mengapresiasi sikap Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik Dr. As Martadani Noor yang mengingatkan dosen dan tenaga kependidikan di fakultasnya untuk konsisten menjaga syarat penjaminan mutu fakultasnya.
Menurut dia, sikap dekan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan sivitas akademika di fakultas maupun menjadi perhatian PT pada umumnya. As Martadani Noor menyatakan, fakultasnya telah melaksanakan akreditasi baru-baru ini. Dia menyadari persiapan dan pelaksanaan akreditasi belum maksimal.
Apabila ingin hasilnya terbaik, unggul, sivitas akademika di fakultasnya harus melaksanakan indikator penjaminan mutu secara konsiste dan berkalanjutan kapan pun.
“Saya berharap kepada dosen maupun tenaga kependidikan untuk tetap menerapkan indikator-indikator penjaminan mutu perguruan tinggi, baik pada saat menjelang akreditasi atau saat sesdauh akreditasi,” imbunya.
Menurut dia, konsisten menjaga dan melaksanakan indikator penjaminan mutu memudahkan PT menuju kualifikasi unggul. Raker Rapat kerja Fakultas Ilmu Sosial Politik UWM dilaksanakan setiap tahun untuk evaluasi kinerja fakultas dan menyusun program dan anggaran satu tahun ke depan.
Baca Juga
- Polda DIY Berhasil Ungkap Korupsi di RSUD Wonosari
- Lurah Timbulharjo Menjadi Korban Penganiayaan Saat Melerai Warganya yang Berselisih
Rapat kerja diikuti oleh semua pimpinan dekanat, dosen, dan tenaga kependidikan di fakultas tersebut. Pelaksanaan dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama pembukaan rapat oleh Rektor UWM Prof Edy Suandi Hamid. Usai pembukaan, rapat kerja dilanjutkan dengan rapat masing-masing program studi di fakultas tersebut, yaitu program studi ilmu pemerintahan, ilmu komunikasi, dan sosiologi.
Usai rapat program studi dilanjutkan dengan rapat dekanat yang diikuti dekan dan wakil dekat serta ketua-ketua program studi untuk menetapkan program studi dan anggaran tahun 2022-2023.
Penghargaan Fakultas Ilmu Sosial Politik dalam rapat tersebut memberikan penghargaan untuk mahasiswa berpretasi kepada Martina Levu Monay sebagai peraih medali emas Kejuaraan Daerah Taekwondo DIY 2022, Ari Sona sebagai runner up Duta UMKM Jawa Timur 2022, Puguh Priyo Cahyono sebagai juara 2 Best Campaigner “Youth Digital Campaigner For Climate Crisis” oleh Aspikom dan Yayasan Econusa di Lombok.
mjb/gugat.id