GUGAT.ID (Yogyakarta) – Seorang pria asal Tegalrejo, Yogyakarta diamankan oleh warga dan petugas satuan pengamanan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, pada Minggu (3/7/2022).
Pria berinisial TSN (46) itu nekat melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan peserta aksi street performance Aubade “Peringatan 100 Tahun Tamansiswa” yang digelar di kawasan tersebut.
Salah seorang koordinator aksi, Laksita bersama pengacara YLBH Pandawa melaporkan peristiwa itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Yogyakarta pada Minggu malam pukul 19.00 WIB.
Paska pelaporan, Laksita menceritakan kronologi kejadian itu kepada awak media. Di saat peserta aksi Aubade 100 Tahun Tamansiswa tengah menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu Ki Hadjar Dewantara, sekitar pukul 15.30 WIB, terlihat seorang lelaki berbadan tinggi besar, mengenakan kaos merah dan kacamata mencablek seorang rekan perempuan Laksita berinisial T.
Tersadar dicablek, T bergegas menghindar dari lelaki yang tidak dikenalnya itu. Pelaku selanjutnya beralih menyasar perempuan lain berinisial R. Saat pelaku mencablek R, Laksita melihat persis peristiwa itu.
Baca Juga
- Polda DIY Berhasil Ungkap Korupsi di RSUD Wonosari
- Pelaku Penusukan di Seturan Berhasil Dibekuk Tim Reskrim Polda DIY
“R tampak menjadi orang yang linglung,” jelasnya.
Karena linglung, R terlihat pasrah ketika rambutnya dibelai-belai dan dipeluk dari belakang oleh pelaku. Pelaku bahkan nekat memegang-megang payudara dan memperkuat pelukannya.
Awalnya, rekan-rekan peserta aksi aubade itu tidak menaruh perhatian terhadap tindakan pelaku, karena mengira bahwa lelaki itu adalah suami R.
Namun karena semakin nekat berupaya membuka BH sambil menggesekkan kemaluannya di bagian tubuh belakang R, Laksita akhirnya meneriaki pelaku.
Mendengar teriakan itu, pelaku kemudian berpura-pura pingsan. Saat Laksita terus berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke lelaki itu sebagai pelaku pelecehan seksual, anehnya si pelaku langsung bangkit dan bergegas melarikan diri.
Saat Laksita berteriak-teriak meminta pertolongan, tidak satupun warga pengunjung Malioboro yang mengejarnya. Justru suami Laksia sendiri yang datang dan sigap memburu si pelaku.
“Saat hendak menangkap pelaku, suami saya langsung dipukul. Dan ada petugas keamanan yang juga berusaha menangkapnya, juga dipukul. Setelah itu baru ada petugas keamanan lain yang bersama-sama melakukan penangkapan,” tegas Laksita.
Setelah berhasil diamankan, mereka langsung melakukan interogasi bersama. Kendati demikian, pelaku tetap tidak mau mengakui tindakan kriminalnya.
Bahkan ia berkelit dengan mengatakan bahwa dirinya adalah penderita epilepsi dengan menunjukkan kartu penderita epilepsi kepada sejumlah warga dan para petugas yang mengamankannya.
S.Bedjo- Gugat.id